Nelwan (deadlinews.co) – Sigi – Dikabarkan situasi terkini di Desa Ramba Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi setelah sebelumnya pasca penyegelan Kantor Desa yang dilakukan oleh masyarakat setempat kian memanas menjadi bola api yang menggelinding, dan kini hal itu telah menyeruak kepermukaan
Dikarenakan sang Kades ditengarai doyan melakukan penyalahgunaan wewenang dan abay terhadap tugas yang diemban sebagai pelayan masyarakat.
Hasil telusur group deadline-news.com, detaknews.id, morowalipos.com Ahad (20/10/2024) mengabarkan, meski suasana di Desa Ramba Dolo Selatan Sigi saat ini terbilang kondusif akan tetapi, setelah insiden penyegelan Kantor Desa pada Rabu (16/10/2024) itu usai, selentingan obrolan kecil sebagian warga masih memanas dan menggelinding bak bola api kian memanas, karena ketidak kepuasan mayoritas warga atas tindak tanduk Kades yang nyeleneh dan semena-mena.
Ironisnya setelah dua tahun Husain S. AP menjabat selaku Kepala Desa Ramba, hingga kini intensitas kinerjanya belum juga terlihat wujud nyatanya pasalnya, apapun bentuk aspirasi yang gaungkan oleh warganya tak pelak Kades sekonyong-konyong acap kali tak mengindahkan keluhan demi keluhan warganya, ataupun mengajak ataupun melibatkan warganya duduk bersama untuk bermusyawarah.
Sehingga hal itu menimbulkan reaktifitas kekesalan memuncak mayoritas warga dan berujung penyegelan Kantor desa.
Setelahnya, seteru juga memanas akibat kekesalan yang membludak dan muak nya warga atas perlakuan Kades yang diduga korup itu, esoknya pada Kamis (17/10/2024) Camat Dolo Selatan melakukan langkah mediasi damai dilangsungkan di Kantor Desa Ramba, sayangnya mediasi tersebut, tidak efektif atau tak berujung dan nihil alias tidak menemukan titik terang yang efesien untuk langkah penguatan kasus Kades tersebut.
Namun, yang menjadi catatan warga adalan hanya beberapa poin kades yang dapat ditolerir yaitu, katanya Kade manut dan bertanggung jawab atas atas penyalahgunaan wewenang yang dilakukannya, terlepas dari itu sejumlah poin yang menjadi tuntutan warga Desa Ramba itu terkesan diabaikannya.
Hal tersebut dituturkan oleh Suhardin warga Desa Ramba, dilaporkan bahwa selama dua taun Kades Ramba Dolo Selatan Sigi sama sekali belum tampak bukti nyata kinerjanya, justru malah merugikan warga Desanya, betapa tidak, tuntutan warga yang seharusnya menjadi tanggung beban moral dan juga jawabnya selaku (pejabat struktural) pemerintah Desa, tak ada satupun dia indahkan atau terealisasi dengan baik.
“Celakanya Kades selalu bermasa bodoh (apatis), overbearing (pongah) dan hanya sibuk mementingkan kepentingan pribadi dan keluarga nya. Idealnya, mayoritas warga desa sudah muak dengan polah tingkah Kades yang semena-mena dan terkesan menindas itu, “sebut Suhardin.
Lebih lanjut dipaparkan Suhardin, ada 17 poin yang menjadi tuntutan warga yang tak pernah dipenuhi oleh Kades diantaranya : terkait soal penyaluran bantuan ketahanan pangan dari Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Holtikultura Sigi berupa bibit jagung super.
“Parahnya, stelah dilakukannya pembagian bibit jagung ke masyarakat petani, yang semestinya masing-masing kepala keluarga mendapatkan 5 kilo gram, namun yang tersalurkan hanya 3 kg per KK, hal itulah yang menimbulkan tanda tanya mayoritas warga.
Belum lagi yang tuntutan 17 poin itu yang kini sudah mengemuka yakni menyangkut penyalahgunaan bantuan langsung tunai (BLT) yang kerap dikeluhkan warga, karena tak sesuai ekspektasi, “urainya.
Selain itu kata Suhardin, yang lebih mirisnya lagi adalah ketika salalah satu Dusun Desa Ramba mengalami bencana banjir, Kades juga sama sekali tak pernah menunjukan rasa empati atau berinisiatif melakukan gerakan sosial peduli terhadap warga yang menjadi korban terdampak musibah tersebut.
Bahkan reaktifitas Kades terhadap warga Desa yang terdampak musibah banjir itu, juga tak urung disentuh atau diberikan bantuan sosial berupa pangan dan penanganan secara medis atau menyalurkan obat-obatan dari Dinas terkait.
Poin yang cukup krusial adalah terkait janji-jani politik Kades sebelum dia menjabat sebagai pejabat struktural di pemerintahan atau pelayan masyarakat guna menjamin kemaslahatan masyarakat Desa yang dipimpin.
Aneh bin ajaib, perihal program Desa yang sering digemakan Kades, hingga menyangkut perbaikan fasilitas Desa maupun pembangunan infrastruktur Desa sampai hari ini tak satupun yang terealisasi, “tukasnya.***