“Gaji Tukang Tidak Dibayar, Tukang Minta Jual Seng Untuk Penuhi Kebutuhan”
Bang Doel (deadlinews.co)-Morowali-Pekerjaan CV.Citra Rajawali pada proyek pembangunan sekolah menengah atas negeri (SMAN) 2 bungku tengah kabupaten Morowali senilai Rp,2,2 miliyar “terbengkalai.”
CV.Citra Rajawali yang beralamat di jalan Hayam Wuruk No.01 Besusu Barat kota Palu itu diduga tidak membayar gaji tukangnya, sehingga tukang minta ke kepala sekokah menjual seng untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Bagaimana tidak proyek berbandrol pagu Rp, 2.413.263.000, HPS Rp, 2.413.101.000,00 dan nilai kontrak sebesar Rp, 2.275.207.187,55 yakni pembangunan sekokah menengah atas (SMA) Negeri 2 Bungku Tengah diduga ditinggalkan rekanannya, sehingga tukang tidak mau lagi kerjakan item yang belum selesai.
Ada lima (5) item paket proyek pembagunan di SMAN 2 Bungku Tengah Kompleks Kota Terpadu Mandiri( KTM) di Desa Bente Kecamatan Bungku Tengah tahun 2023 belum selesai di kerjakan pihak Kontraktor, akibatnya proyek itu tampak mangkrak.
Ke 5 item pekerjaan itu yakni pembangunan lab fisika, asrama siswa, ruang BK, ruang TU dan ruang OSIS.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Sekolah SMAN 2 Bungku Tengah Wirda Jabar seperti dilansir di dteksinews.com Selasa (12/12-2023).
Menurutnya proyek tersebut DAK Tahun 2023 berawal dari bulan Juli tangal 22 dan bulan Agustus.
“waktu itu kami sudah gelisah, karena Kepala Sekolah sudah mendapatkan bantuan Dana DAK, karena takut tidak mendapat bantuan DAK ini, namun teman teman informasikan di group WhatsApp ada mendapatkan bantuan DAK untuk SMAN 2 Bungku Tengah,”jelas Wirda
Wirda menerangkan bahwa kemudian di bulan November tahun ini baru masuk kontraktornya dan setelah 2 minggu kerja, mereka stop pekerjaannya, karena semen habis, setelah itu dapat semen dari Palu dan hanya 1 minggu kerja lagi.
“Masih banyak pekerjaan yang belum selesai misalnya ada yang cuma sampai ring balak, timbunan dan plester, keramik, dan pemasangan atap,”ujarnya.
Kata Wirda setelah datang konsultan, ULP, Bappeda, saya laporkan dan terahkir 2 minggu kemarin pihak Dinas PU Provinsi Sulteng , dari hasil penatuan pekerjaan parah dan hanya selesai 30%.
“Kemudian pihak konsultan sudah menghubungi pihak kontraktornya, akan tetapi tidak ada respon terkait kondisi proyek ini,”kata Wirda.
Menurut Wirda, semua 26 sekolah yang ada pembangunan itu ada panggilan untuk pelaporan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) provinsi sulteng.
“Saya tanya kepada tukang, kenapa ini yang sudah dipasang rangka ini tidak dilanjutkan? dijawab tukang kami tidak mau bu, sementara sampai di ring balak saja perjanjiannya, bahkan kami belum dibayar jadi ini tukang-tukang ini kasihan cari kerja di tempat lain di Polres.
Karena untuk makan tuh kemarin itu dia lapor seng bisakah ibu kami jual ini ? Tanya kontraktornya saya bilang begitu,”ujar Wirda menirukan kalimat tukang di proyek sekolah itu.
“Kalau masalah anggaran kami tidak tau , namu kalau saya tanya kepada pihak konsultan anggarannya Rp 2 Milyar lebih, saya tidak tau berapa lebihnya, begitu juga terkait papan proyek kami tidak tau, karena tidak ada dipasang papan proyek dan pemenang tender tidak tau cuma dengar dari pihak ULP dari PT Rajawali pemenangnya, hanya itu saja,”akunya.
Selanjutnya mengenai pembagunan ada lima item yaitu ruang BK, ruang TU, ruang OSIS, Asrama Siswa dan ruang Lab Fisika.
Kata dia pihak Sekolah hanya dilibatkan sebagai pengawasan proyek ini, informasi yang dihimpun, pihak kontraktor selain mendapatkan paket proyek di SMAN 2 Bungku Tengah, juga memperoleh di SMA Negeri 1 Witaponda.
“Namun tukangnya sama, sehingga pekerjaannya sama dengan yang terjadi di SMAN 2 Bungku Tengah, kalau tidak ada bahan di SMA 1 Witaponda biasa tukang ke SMAN 2 Bungku Tengah bekerja,”ungkapnya.
Kata Wirda lagi, pada waktu ditanya kami oleh pihak dari Dinas maupun konsultan, sudah seperti ini kondisinya dan berhenti bekerja tukang ini sudah ada 1 bulan .Untuk itu semua kami ambil dokumen dan dilaporkan di Dinas Dikbud sulteng di Palu besok.
Sampai berita ini naik tayang sedang dilakukan upaya konfirmasi ke CV.Citra Rajawali. ***