Provinsi sulawesi tengah merupakan salah satu surganya dunia pertambangan. Betapa tidak terdapat berbagai tambang di daerah ini.
Mulai dari tambang bebatuan (galian C), emas, nikel, biji besi, tembaga dan uranium. Saat ini investasi dunia pertambangan di sulawesi tengah periode Januari-September 2023 mencapai Rp. 83,61 Triliun dan katanya telah menyerap 33.142 tenaga kerja Indonesia.
Provinsi di bagian tengah Pulau Sulawesi, Indonesia ini, beribu kotakan Palu, dengan luas wilayahnya 61.841,29 km², dengan jumlah penduduk pada tahun 2021 sebanyak 3.021.879 jiwa, dan pada akhir 2023 sebanyak 3.154.499 jiwa.
Dari jumlah penduduk diatas, terdapat masyarakat miskin sebesar 389.710 jiwa, sesuai data badan pusat statistik (BPS) tahun 2022.
Dengan demikian jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Tengah adalah 3.154.499 sekitar 12,71%.
Dari jumlah tersebut terdapat masyarakat miskin ekstrem sebanyak 95.020 jiwa atau 3,02%.
Artinya investasi besar masuk ke sulawesi tengah tidak berbanding lurus dengan penurunan angka kemiskinan. Lebih parah lagi, justru di daerah tambang seperti Morowali, morowali utara, Donggala dan kota Palu terdapat banyak orang miskin.
Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabuaten Morowali tahun 2019 angka penduduk miskin mencapai 15,13 persen atau 17.360 jiwa.
Dan tahun 2020 jumlah penduduk miskin turun menjadi 14,55 persen. Begitupun pada tahun 2021 kembali menurun menjadi 14,34 persen dan tahun 2022 turun di angka 13,75 perse.
Sedangkan Kabupaten Morowali Utara (Morut) data BPS 2023 mencapai 17,66 persen. Kota Palu 26,83 persen, Donggala 50,37 persen.
Berikut ini data lengkapnya sesuai dengan data BPS tahun 2023 :
Semoga ke depan angka kemiskinan mengalami penurunan yang signifikan seiring dengan tingginya nilai investasi yang masuk ke daerah sulteng bersamaan naiknya angka pendapatan asli daerah (PAD) dari Rp, 900 miliyar menjadi Rp, 2 triliun lebih. ***