IKLAN 160X600
IKLAN 160X600
IKLAN 970X350 IKLAN 970X250 IKLAN 970X250
EkonomiLaporan Utamapemerintahan

Ini Siasat Pengendalian Inflasi Ala Disperindag Sulteng

73
×

Ini Siasat Pengendalian Inflasi Ala Disperindag Sulteng

Sebarkan artikel ini
IKLAN 970X250 IKLAN 696X408 IKLAN 696X408 IKLAN 970X250 IKLAN 970X250 IKLAN 800X638

Fahril (detaknews.id) -Palu- Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) bekerja sama dengan Kejaksaan Tinggi dan Korem 132/Tadulako daerah Sulawesi Tengah (Sulteng) guna kelangsungan pasar murah dan bazar dalam rangka pengendalian inflasi daerah di halaman Kejaksaan Tinggi Sulteng dan di halaman Korem 132/Tadulako, pada 1 hingga 2 April 2024.

Menurut Donny Iwan Setiawan selaku Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, kebutuhan masyarakat khususnya pangan meningkat pada saat perayaan hari besar keagamaan atau menjelang hari perayaan nasional yang membuat harga kebutuhan pokok ikut naik.

IKLAN 280X280

“Pada saat perayaan hari besar keagamaan inikan, kebutuhan masyarakat meningkat khususnya pangan. Nah di saat kebutuhan masyarakat tinggi dengan ketersediaan yang begitu-begitu saja pasti akan menekan harga terkoreksi naik”, kata Donny.

Donny juga mengungkapkan, dalam kurun waktu hampir sebulan, beberapa harga-harga bahan pokok mengalami kenaikan dan penurunan seperti beras, cabai, bawang-bawangan, telur ayam, daging ayam, dan daging sapi.

“Memang beberapa kebutuhan pokok kita ini pada saat hari besar keagamaan cenderung mengalami kenaikan karena permintaan pasar yang tinggi. Apalagi seperti bulan ramadhan ini selain juga jor-joran berbukanya, ada juga kegiatan berbagi, kebiasaan tradisi ini mengakibatkan pola konsumsi meningkat, dan kita masih maklumilah, selama harga masih wajar kita tetap melakukan monitor setiap saat”, ungkap Donny.

Faktor kenaikan harga atau inflasi di daerah Sulteng bermacam-macam, menurut Donny, faktor cuaca dan bencana alam yang menjadi faktor awal atau permulaan kenaikan harga kebutuhan pokok di Sulteng.

Disisi lain dengan adanya faktor cuaca dan bencana alam, permintaan yang meningkat di masyarakat juga menjadi faktor terjadinya kenaikan harga bahan pokok di Sulteng.

“Faktor-faktornya sebenarnya banyak, biasanya kenapa barang kebutuhan mengalami kenaikan harga, pertama itu dari ketersediaan, biasa ada gangguan dari hulu biasa cuaca, iklim, dan bencana, hama itukan mempengaruhi,” jelasnya.

“Seperti kemarin El Nino berkepanjangan mengakibatkan musim tanam yang berubah, termasuk ini ada daerah-daerah yang banjir bahkan ada yang kena hama, nah gangguan dari hulu ini yang mengakibatkan pasokan kurang, harga naik, disamping juga terjadi peningkatan pola konsumsi kebutuhan masyarakat, jadi permintaan meningkat itu juga yang mempengaruhi harga produksi naik”, kata Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Sulawesi Tengah.

Disamping itu, Disperindag ungkap Donny, setiap hari melakukan monitoring dan pemantauan harga pasar di 13 Kabupaten dan Kota, agar dapat mengambil langkah atau kebijakan selanjutnya pada kegiatan distribusi agar tidak terjadi kendala dalam sistem perdagangan.

“Termasuk juga kita monitoring harga, kita juga memastikan ketersediaan itu cukup di pasar, nanti kita lakukan, nanti pada saat dibutuhkan kita melakukan intervensi, jangka pendeknya itu kami melakukan pasar murah,” imbuh Donny.

“Kami dinas perdagangan hanya memastikan jalur distribusinya ini aman, tidak ada kendala di sistem perdagangannya”, tutur Donny.

Disperindag Sulteng menurut keterangan Donny, pasar murah merupakan langkah jangka pendek untuk mengintervensi agar kestabilan harga terkendali di lapangan.

“Jadi sebenarnya pasar murah ini hanya jangka pendeknya, pada saat harga komoditi di lapangan tidak terkendali ya tujuan kami mengendalikan itu, mengintervensi itu biar harga ini bisa terkendali menjaga keamanan pasokan, distribusi, dan menjaga kestabilan harga itu tugas kami”, terang Donny.

Pemerintah menghimbau masyarakat untuk menjadi konsumen yang bijak dalam berbelanja kebutuhan pokok, terutama menjelang hari raya Lebaran. Masyarakat diharapkan untuk berbelanja sesuai kebutuhan, bukan sesuai keinginan, untuk menghindari pemborosan.

Dalam situasi tertentu, seperti khawatir akan kelangkaan sembako, masyarakat seringkali melakukan pembelian besar-besaran atau yang dikenal dengan istilah ‘panic buying’. Hal ini justru akan meningkatkan permintaan di masyarakat dan berpotensi membuat harga semakin tinggi.

Untuk memastikan hal ini, pemerintah melakukan pengawasan dan monitoring setiap saat. Kerja sama juga dilakukan dengan Satgas Pangan untuk melakukan monitoring di lapangan secara rutin. Dengan demikian, peran bersama antara masyarakat, pelaku usaha, dan pemerintah sangat penting dalam menjaga stabilitas harga sembako, terutama menjelang hari raya Lebaran.

“Kita berharap juga masyarakat yang sebagai konsumen jadilah konsumen yang bijak, maksudnya berbelanja itu sesuai kebutuhan jangan sesuai keinginan akhirnya mubazir juga, makanya berbelanjalah sesuai kebutuhan, tidak melakukan penimbunan bahan kebutuhan pokok di tingkat rumah tangga”, ungkap Donny Iwan Setiawan.***

IKLAN 768X437 IKLAN 600X200
IKLAN 160X600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN 600X200