Oleh : Rusdy Mastura (Gubernur Terpilih Sulawesi Tengah).
Disampaikan Pada Acara; Dies Natalies Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako yang ke – 58 Rabu, 26 Mei 2021
Yang Saya Hormati;
Rektor Universitas Tadulako, Dekan Fisip Universitas Tadulako, Seluruh Civitas Akademik Universitas Tadulako, Serta Seluruh Undangan yang Berkesempatan Hadir pada Acara Dies Natalis FISIP Univ. Tadulako yang ke- 58 Pagi Hari ini
Assalamualaikum War. Wab
Puji Syukur kepada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa karena kita masih sempat bertemu pada momentum hari bahagia ini, masih dalam situasi Bulan Syawal ketika seluruh umat Muslim sedunia baru saja merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Izinkan saya, atas nama pribadi dan keluarga mengucapkan, Taqabbalallahu Minna Wa Minkum, Minal Aidin Wal Faizin, mohon maaf lahir dan batin.
Salawat serta salam juga kita kirimkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, Manusia mulia, suri tauladan yang menjadi Spirit bagi kita semua, dalam menjalani segala aktivitas kehidupan.
Civitas Akademika Universitas Tadulako yang saya Hormati dan Banggakan…
Kurang dari satu bulan lagi, Insya Allah saya bersama bapak Ma’mun Amir akan dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah.
Tentu banyak pertanyaan, akan bagaimana dan kemana arah kebijakan pembangunan Sulawesi Tengah dalam priode pemerintahan kami yang akan datang.
Apalagi, jika dikontekstualisasikan dengan situasi pandemi yang juga belum selesai.
Saya ingin memulai pidato saya ini, dari sebuah semangat yang dituliskan sastrawan populer dunia abad ini, Paulo Coelho, kata Coelho; Orang-orang mampu, kapan saja dalam hidup mereka, melakukan apa yang mereka impikan.”
Saya sadar, usia saya dan Pak Mamun tentu tidak lagi muda, tapi saya masih mampu dan punya banyak impian bagi Sulawesi Tengah, kampung halaman yang sangat saya cintai.
Impian yang saya rumuskan sebagai 7 Arah Baru pembangunan Sulawesi Tengah yang akan menjadi peta jalan, bagaimana serta ke mana Sulawesi Tengah akan datang.
Perlu saya tegaskan landasan dari 7 arah baru tersebut berbasis pada satu ide pokok yang menjadi visi politik kami, yakni Sulteng Maju dan Sejahtera.
Sulawesi Tengah Maju dan Sejahtera adalah Sulawesi Tengah yang memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) diatas rata-rata nasional yang kini berada diangka 71,92, sementara Provinsi Sulawesi tengah baru berada diangka 68,88 sampai tahun 2020.
Kita perlu sadar, Provinsi kita ini masih tertinggal dari Sulawesi Utara yang sudah mencapai angka indikator 72,20, Sulawesi Selatan 70,90, bahkan Sulawesi Tenggara sudah melampaui kita pada angka indikator 70,61.
Karena itu, Insya Allah bersama Rusdy-Mamun kita akan berlari mengejar ketertinggalan itu.
Civitas Akademika Fisip Universitas Tadulako dan seluruh hadirin yang Berbahagia…
Lantas, bagaimana kita bisa mengejar impian Sulawesi Tengah Maju dan Sejahtera tersebut? Kata kuncinya adalah “Kapasitas Fiskal” yang berarti Pendapatan keuangan daerah kita mesti besar.
Hanya lewat pendapatan yang besar, program Sulteng Maju dan Sejahtera bisa kita wujudkan. Indikator utama Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yakni umur panjang, kesehatan dan kehidupan yang layak, bisa naik dan saya yakini, kita bisa melampaui capaian IPM Nasional.
Where there is a will, there is a way, dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan…
Saya percaya hal itu, karenanya kita tidak boleh hanya berpikir biasa-biasa saja, apalagi kini kita dalam situasi new normal atau normal baru yang tidak biasa. Kita butuh pikiran out of the box, keluar dari pikiran biasa karena situasi yang kita hadapi saat ini dan akan datang bukanlah situasi yang biasa-biasa saja.
Lalu, bagaimana caranya agar kapasitas fiskal atau pendapatan daerah kita bisa meningkat, Sulteng Maju dan Sejahtera bisa kita wujudkan?
Saya adalah orang yang percaya, negara dan pemerintah bukan hanya hadir sebagai ‘penjaga malam’, layaknya filsafat politik kaum libertarian juga para pemikir kapitalis yang selalu menyerahkan semuanya kepada mekanisme pasar.
Saya juga bukan penganut ideologi ekonomi politik komunis-sosialis, dimana negara terlalu jauh mengendalikan sistem ekonomi politik dan kehidupan masyarakat. Saya adalah penganut pemikiran ekonomi politik jalan tengah yang dalam istilah sederhana
“kapitalisme yang mawas diri, sosialisme yang mengembangkan diri”.
Yang berarti, kita tidak menyerahkan sepenuhnya kepentingan negara kepada pasar. Serta Negara tidak boleh terlalu jauh mengintervensi kehidupan, ekonomi, politik, sosial dan kebebasan publik.
Karena itu, rumus pertama dari 7 arah baru bagi Sulteng Maju dan Sejahtera adalah pembentukan apa yang saya sebutkan sebagai, Sulteng Incorporated yang merupakan badan sekaligus perpanjangan pemerintah untuk menjaga kepentingan publik dalam pengelolaan sumberdaya alam kita.
Provinsi kita kaya akan sumberdaya alam, pada bidang pertambangan kita punya 7 sumber pertambangan nikel, migas, batu bara, galena, biji besi, chromit, emas serta sumber daya pertambangan lain yang belum banyak diketahui dan dieksplorasi.
Begitu pula kekayaan sumberdaya kelautan, perkebunan dan pertanian. Karena itu, kita butuh badan khusus untuk menangani hal tersebut, badan dimana peran pemerintah bukan sekedar mendapatkan bagi hasil dari penerimaan negara baik dari penerimaan pajak maupun penerimaan bukan pajak seperti layaknya yang terjadi saat ini.
Lewat Sulteng incorporated, pemerintah akan hadir dan terlibat aktif dalam meningkatkan sumber penerimaan melalui kerjasama pertambangan, sharing kepemilikan saham, IUP Mandiri, penyedia kebutuhan logistik industry, seperti konsumsi, akomodasi dan transportasi serta berbagai peran-peran strategis lain yang bisa menjadi sumber pendapatan bagi daerah.
Sudah waktunya kita jadi pemain, bukan penonton, karena kita kaya dan harus berdaya.
Civitas Akademika, Fisip Universitas Tadulako dan seluruh hadirin yang Berbahagia…
Kedua, untuk mempercepat kemajuan dan kesejahteraan kami memiliki program Sulteng Connect. Sulteng Connect berarti terhubungnya seluruh akses transportasi darat, laut, udara dalam provinsi Sulawesi Tengah antar kabupaten/kota serta antar provinsi.
Terutama, pembukaan akses akan transportasi yang memiliki nilai guna ekonomi untuk mewujudkan keadilan antara kabupaten, baik kawasan timur dan barat di Sulawesi Tengah. Lewat program Sulteng Connect, kita buka akses yang cepat bagi jalur komoditi pertanian dan perkebunan kita menuju pusat industri.
Jagung kita dari Buol, gabah kita dari kabupaten Parigi, Donggala dan Sigi, cengkeh dari Toli-Toli, kakao dari Poso, kekayaan laut kita dari Teluk Tomini, Banggai bersaudara, Morowali dan Morowali Utara, Tojo Una-Una, semuanya mesti punya akses distribusi darat yang cepat ke pusat industri.
Kita percepat jalur transportasi pelabuhan di Kabupaten Donggala untuk menyuplai kebutuhan calon Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur dan menjadikan Kabupaten Donggala sebagai dapur Ibu Kota Negara baru.
Bengkalai jalur transportasi jalan di Kabupaten Banggai khususnya jalur kepala burung di daerah Balantak Utara mesti menjadi prioritas bagi agenda Sulteng Connect kedepan.
Ketiga, kita perbaiki SDM Sulawesi Tengah, lewat Education Tecnopark. Program Sulawesi Tengah Education Techno Park, harus hadir baik dalam wujud Kawasan techno park maupun kurikulum berbasis Techno
Park pada lembaga Pendidikan baik SMK maupun politeknik serta tentu saja SDM dari Universitas Tadulako dan juga kita wujudkan skema pelatihan persiapan industri daerah (PPID) agar daya serap lapangan kerja terdidik dan terampil kita bisa siap untuk mengisi lapangan kerja industri kita.
Empat, Kita wujudkan program Sulawesi Tengah Berdaya. Lewat Undang-Undang Nomor 1 tahun 2016 tentang Perusahaan Penjaminan maka dimungkinkan bagi pemerintah Sulawesi Tengah untuk mendirikan perseroan terbatas (PT) Jaminan Kredit Daerah (Jamkrida) demikian pula yang ditegaskan lewat POJK No.2/POJK.05/2017 tentang Penyelenggaraan Usaha Lembaga Penjaminan.
Program Jamkrida akan berfokus menopang dunia usaha, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah serta koperasi yang sering kesulitan mendapatkan akses permodalan dalam bentuk kredit, atau pembiayaan dari lembaga keuangan dan di luar lembaga keuangan karena terbatasnya jaminan.
Agar UMKM kita berdaya dan punya modal untuk berusaha.
Kelima, Sulawesi Tengah laboratorium otonomi mesti kita wujudkan. Sulawesi Tengah harus menjadi contoh bagaimana praktik otonomi daerah itu berjalan dengan baik. Sulawesi Tengah adalah contoh keberagamaan, miniatur dari Indonesia di mana seluruh suku dan agama ada di sini. Kita jadikan Sulawesi Tengah bagi praktik kerukunan dan keberagamaan contoh nyata dari kehadiran ras Melayu menjadi peradaban baru. Sekaligus saya akan mendorong percepatan pemekaran sejumlah kabupaten baru.
Ke-enam, kita jadikan Sulawesi Tengah sebagai heritage destination. Warisan sejarah wisata dunia karena Provinsi kita merupakan bagian dari sejarah Wallacea yang meliputi ribuan pulau yang berada antara kawasan Oriental dan Australasia, serta kepulauan Sulawesi yang merupakan jejak penelitian Alfred Russel.
Ke-Tujuh, kita bangun Sulteng Sehat dan Berbasis Mitigasi. Kita sadar provinsi kita masuk dalam Ring Of Fire Indonesia, karena itu kita butuh langkah perbaikan lewat tiga sasaran sterategis yakni Sulteng Recovery bagi korban bencana, Perencanaan pembangunan berbasis mitigasi dan pembangunan daerah yang mampu adaptasi dengan kondisi bentang alam yang rawan bencana.
Pada sektor kesehatan, kita dorong percepatan rumah sakit infeksi bagi provinsi dan kualifikasi rumah sakit rujukan dengan standar yang baik.
Sehingga kita tidak perlu lagi membawa warga ke luar Sulawesi Tengah, sehingga pelayanan publik lebih dekat dan dirasakan oleh masyarakat kita secara langsung.
Civitas Akademika, Fisip Universitas Tadulako dan seluruh hadirin yang Berbahagia…
Saya sadar, mimpi besar bagi 7 arah baru pembangunan Sulteng Maju dan Sejahtera tersebut. Rasanya, tidak bisa hanya dilakukan oleh Rusdy- Mamun, serta jajaran birokrasi pemerintahan dan para bupati serta walikota.
Karena itu, saya butuh sumbangan pikiran dan tenaga oleh seluruh civitas akademi Universitas Tadulako.
Sebelum saya akhiri, izinkan saya bertanya kepada seluruh civitas akademika yang hadir pada hari ini, apakah bapak/ibu, adik-adik saya, siap membantu untuk mewujudkan Sulteng Maju dan Sejahtera?