POSO, Koran Pedoman – Seorang kepala desa di Kecamatan Lore Timur Kabupaten Poso, sejak Selasa (3/2/2015) menghilang. Andi Baide (69), yang kini menjabat kepala desa Kalimago, Lore Timur, menghilang dan belum kembali ke rumah sejak pamit untuk mencari sisa kayu di hutan Napu Lore Timur.
Hilangnya Andi Baide ini sontak membuat warga dataran Napu menjadi heboh. Warga menjadi khawatir sang kades menjadi korban penculikan kelompok sipil bersenjata yang diduga mendiami pegunungan Lore, Kabupaten Poso. Pasalnya, akhir tahun 2014, tepatnya bulan desember empat warga setempat juga menghilang di hutan sekitar desa mereka. Satu warga Desa Tamadue ditemukan sudah tewas dan dikubur di hutan.
Menurut Kepala Desa Sedoa, Albertus Megati (29), Andi Baide menghilang sejak berpamitan untuk mengambil sisa kayu di hutan sekitar Desa Kalimago di dataran Napu. Sang kades memasuki hutan sejak jam 08.00 WITA pagi. Namun, hingga Rabu (4/2/2015) pagi sang kades belum juga kembali.
“Tadi pagi warga bersama aparat kecamatan dan polisi dan TNI melakukan pencarian di hutan tempat Pak Andi Baide hilang. Namun sampai sore pencarian kami tidak menemukan jejak apapun,” cerita Albertus Megati, kades Sedoa pertelepon kepada kabarSELEBES.com Rabu malam.
Warga menganggap hilangnya kades Kalimago itu sebagai bentuk ketidakseriusan aparat keamanan untuk menjaga keamanan wilayah mereka. Karena, saat ini ratusan aparat kepolisian bersenjata lengkap ditempatkan di Kecamatan Lore Timur.
“Ini namanya aparat kecolongan lagi. Kalau begini terus, kami jadi resah. Kami mohon kepada aparat untuk serius menjaga keamanan warga,” keluh Albertus.
Hilangnya Andi Baide ini membuat bertambahnya warga yang hilang di pegunungan Napu. Sebelumnya, pada tanggal 10 Desember 2014, dua warga Desa Sedoa yakni Obet Sabola dan pamannya Yunus Penini, menghilang di hutan dan hingga kini
belum ditemukan.
Sementara itu, satu warga lain, Harun Tobimbi, warga Desa Tamadue, juga menghilang sejak hari Sabtu kemarin. Harun Tobimbi diketahui ditangkap oleh kelompok Santoso di pegunungan Desa Tamadue, Lore Timur Kabupaten Poso, saat akan mencari damar. Harun ditangkap bersama dengan dua rekannya yang lain, Gara Taudu dan Fiktor Polaba.
Sayangnya, Gara Taudu tewas ditembak kelompok sipil bersenjata yang diduga kelompok Santoso. Sementara Fiktor Polaba berhasil melarikan diri saat disuruh Santoso untuk membeli beras di perkampungan untuk bekal mereka. Harun masih disandera para kelompok sipil bersenjata sebagai jaminan agar Fiktor kembali lagi membawa bekal.Fiktor justru melaporkan kejadian yang mereka alami ke pihak desa dan aparat kepolisian.(Sumber:KabarSelebes.com)