Nelwan (deadlinews.co) – Sigi – Terkait pembangunan 146 Huntap di Dusun 2 Desa Bangga Dolo Barat Sigi Sulawesi Tengah yang dikelolah penyedia jasa PT. Adi Karya, diketahui kondisi sejumlah struktur bangunan teras (sekunder) dibagian belakang (huntap) rusak parah, kemudian pondasi bilik water closet, juga mengalami hal serupa yang cukup signifikan.
Sejumlah pekerjaan itu diduga dikerjakan tidak sesuai spek dan ditengarai digarap dengan serampangan, asal-asalan dan amburadul.
Jejak investigasi group D’news Ahad (08/09/2024), fakta ditemukannya hasil pengerjaan konstruksi bangunan Huntap plus pengecoran konstruksi lantai teras water closet (WC) atau ubin tambahan serambi belakang yang digarap oleh penyedia PT. Adi Karya disejumlah titik item ditengarai mengalami tingkat kerusakan yang cukup fatal.
Diduga pengerjaan dibeberapa bagian titik item tersebut dikerjakan serampangan dan asal-asalan tidak sesuai bestek, dan juga tak mematuhi aturan kerja yang belaku.
Pasalnya, sejumlah bagian titik sensitif konstruksi struktur bangunan Huntap itu mengalami rusak parah itu diantaranya : sistem pengecoran lantai teras tambahan atau ubin sambung yang menjorok pada bilik water closet (WC) dibagian belakang, struktur konstruksi bangunannya mengalami degradasi resource dari segi produktifitas pengelolaan proyek.
diketahui bahan material yang digunakan untuk pengecoran lantai teras (sekunder) tersebut, menggunakan campuran semen serta agregat pendukung lainya tidak pekat, sehingga membuat sejumlah konstruksi teras (sekunder) itu mengalami kerusakan yang cukup serius.
Belum lagi sejumlah bangunan pondasi pada ruang toilet atau water closet, secara kasat mata penampakan pengerjaanya, juga digarap dengan serampangan dan asal-asalan diduga dikerjakan diluar kentutan spek.
Begitu juga dengan spill timbunan penopang dibawah permukaan coran semennya, juga tidak padat, sehingga menyebabkan spill timbunan itu sedikit ambruk kebawah permukaan tanah
Hingga mengakibatkan sejumlah struktur bangunan konstruksi lantai itu menjadi labil, retak-retak dan hancur, maka tidak menutup kemungkinan bahwa efek dari metode kerja yang terkesan amburadul itu, lalu membuat sejumlah struktur bangunan Huntap tersebut, ditengarai dapat berpotensi mengganggu kenyamanan penyintas.
Salah seorang warga penyintas desa Bangga mengeluhkan hal itu menurutnya, jika melihat secara fisik pengerjaan 146 unit Huntap, mulai dari blok A – blok E ada dibeberapa titik item pengerjaannya diduga kurang maksimal. Tampaknya pihak penyedia jasa kurang pekah terhadap kondisi pekerjaan mereka yang terkesan digarap dengan asal-asalan itu.
Kami melihat hasil pekerjaan pembangunan Huntap itu, pada penampakan fisik 146 bangunan hunian tepat plus desain modelnya ala “Risa” cukup bagus, megah dan mentereng, namun sayangnya disisi lain sistim pengelolaan struktur konstruksi bangunan pada sejumlah item lainnya, ditemukan banyak mengalami kejanggalan, hasil pekerjaan pun terkesan yang amburadul, diduga proyek itu dikerjakan dengan cara serampangan.
“Terutama pada pengecoran sejumlah konstruksi teras (sekunder) dibagian belakang huntap, kondisi struktur bangunannya labil dan retak-retak. Begitu juga dengan kondisi sejumlah plasteran pondasi bangunan (bilik) Water Closet dibeberapa titik, sistem pengecoran nya juga tidak signifikan.
“Selaku penyintas yang nantinya akan menempati huntap itu, justru kami sangat bersyukur dan mengapresiasi atas perhatian pemerintah yang telah meringankan penderitaan kami (penyintas) hingga merealisasikan pembangunan Hunian tetap itu untuk guna diperuntukan terhadap para penyitas yang terdampak pasca bencana Alam pada 28 September 2018 silam.
Kemudian, dilain sisi jika melihat perkembagan hasil pekerjaan dibeberapa bagian bangunan Huntap itu, sedikit banyaknya ada bagian-bagian titik konstruksi yang dibuat menyalahi aturan kerja, “Keluhnya, ” saat menjawab group deadline-news.com, detaknews.id, deadlinenews.co, morowalipost.com dan Media rotari.id
Kata dia, padahal upaya pemerintah untuk membangun Huntap itu, adalah upaya keperdulian sosial untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan penyitas melalui bantuan Huntap, dengan harapan agar penyitas dapat menata kembali penghidupannya dengan layak dan juga dengan harapan agar dapat memperbaiki ekonomi keluarganya.
Adapun saat ini kami hanya bisa berharap, betapa seluruh harapan penyitas hanya mereka gantungkan pada fasiltas berupa bantuan Huntap itu, walaupun pembangunan huntap itu hingga saat ini belum juga rampung, namun, kami (penyitas) selalu berharap dan sabar menunggu samapi proses pembangunan huntap itu selesai, “harpanya.
Dia juga menambahkan, hal yang menjadi sorotan penyitas, bahwa proyek itu sudah melewati masa kontrak yang ditentukan, terlebih lagi upaya penyedia dinilai lamban.
“Untuk proses pengerjaan dibeberapa titik item Huntap itu, bahwa penyedia PT. Adi Karya juga diduga abay dan mengesampingkan kuantitas dan kualitas hasil pekerjaannya, “pungkasnya.
Dilain tempat, Lembaga Swadaya Masyarakat SIGI (Sahabat Independen untuk Gerakan Integritas) meminta pihak berwenang untuk melakukan pemeriksaan mendalam terhadap pekerjaan pembangunan Kawasan Hunian Tetap di Dusun 2 Bangga. Permintaan ini dilatarbelakangi oleh indikasi bahwa pekerjaan tersebut dikerjakan dengan cara asal-asalan dan diduga akan berpotensi merugikan negara.
“Masalah-masalah ini tidak hanya mencerminkan kualitas pekerjaan yang buruk tetapi juga berpotensi menimbulkan kerugian Negara. Kami khawatir bahwa ketidakberesan dalam pekerjaan ini bisa berdampak pada anggaran negara yang seharusnya digunakan untuk memberikan fasilitas yang layak dan aman bagi masyarakat terdampak bencana. Kami menduga ini akibat lemahnya pengawasan baik itu dari pihak terkait, dan perlu dilakukan penyelidikan sebab adanya dugaan penyimpangan dalam proses pembangunan tersebut,”kata Fajrin, Ketua LSM SIGI,Minggu (8/9/2024).
Dilansir group D’news plus rotari.id, LSM SIGI menilai bahwa adanya indikasi ketidakberesan dalam pekerjaan konstruksi ini menunjukkan adanya kemungkinan penyimpangan dari standar teknis dan administrasi yang berlaku. Mereka juga menyoroti pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan anggaran proyek pemerintah,termasuk perlunya penyelidikan menyeluruh untuk memastikan bahwa semua aspek pekerjaan mematuhi standar yang ditetapkan dan tidak ada penyimpangan atau korupsi yang terjadi.
“Kami berharap segera dilakukan pemeriksaan ini dapat mengungkap segala bentuk penyimpangan dan memastikan bahwa tindakan perbaikan dilakukan dengan cepat dan efektif. Ini penting untuk melindungi kepentingan publik dan memastikan bahwa anggaran negara digunakan dengan benar,”ujarnya.
Menyikapi hal itu, Pelaksana Kontraktor penyedia PT. Adi Karya Ismail saat dikonfirmasi awak media dua pekan yang lalu menurutnya, sistem pengelolaan proyek dan struktur pembangunan 146 unit Huntap, proyek itu kontras melekat di Balai Pelaksana Penyediaan perumahan (BP2P) Sulawesi ll Satuan Kerja perumahan Sulawesi Tengah.
Dan proses pengerjaan juga intens di freming menggunakan metode sesuai petunjuk arsitektur dan sistem tata kelola proyek serta mengikuti aturan kerja yang berlaku, “jelas “Ismail
Lanjut Ismail, jika saat ini beredar isu terkait sorotan awak media dan penyitas bahwa pembangunan huntap mengalami keterlambatan dalam proses pengerjaan dibeberapa item, hal itu disebabkan oleh faktor alam, bahwa di lokasi proyek intensitas hujan sangat tinggi, apa lagi peruntukan relokasi pembangunan huntap itu area nya di atas bukit, bukan hanya itu saja kontur tanahnya juga landai dan licin apa lagi usai diguyur hujan, “katanya.
Selain itu menurut Ismail membenarkan, bahwa adanya tudingan terhadap pihak penyedia terkait aksenitas tatkala pelaksanaan kegiatan proyek dan perihal ketidak maksimal an pengelolaan pembangunan huntap tersebut, meski hal itu sudah berhembus di luaran sana, isu itu hanya kabar burung yang dapat dijadikan motifasi dan wajar-wajar aja, lagi pula masalah internal soal penggarapan proyek tersebut hanya pihak penyedia yang dapat mengetahui urusan rumah tangganya.
“Maka dari itu, terkait apa yang telah di isukan itu, diluar ekspektasi penyedia, maka idealnya, semua pekerjaan yang menyangkut seluruh item pengerjaan atau sejumlah fasilitas huntap, justru dikerjakan dengan optimal sesuai bestek dan standar aturan kerja.
“Terkait sistem pengelolaan tata ruang proyek, serta perihal estimasi struktur rancang bangun kesesuaian spek, semua terkondisi sesuai metode kerja. Sehubungan dengan hal itu, frekuensi pengerjaan untuk semua item, terutama pada fisik bangunan huntap dan pengerjaan di segmen perampungan infra pada titik landscape untuk akses jalan utama, yang jalurnya saling terkoneksi ke setiap titik koridor atau blok huntap.
“Mulai dari blok A sampai blok E. Terlebih lagi saat mengulik pengecoran rabat tersebut, penggunaan material campuran semen dan juga agregat, secara kuantitas seluruh titik garap bangunannya intens dimaksimalkan selaras dengan bestek, dan hasil dari pengerjaannya juga cukup sempurna dan signifikan.
Sedangkan proses pengerjaan ketahap pengkliran mencakup dominasi seluruh item bangunan huntap itu, pihak akan terus dioptimalkan kualitas spek dan hasil pekerjaan yang sesuai harapan penyintas. Kini proses pembangunan huntap itu telah memasuki ketahap progresif finishing.
“Jika tidak aral melintang”, akhir Pembangunan 164 Huntap diperkirakan akan selesai sesuai jadwal yang ditentukan, “tandasnya.***