Nelwan (deadlinews.co) -Sigi- Kurang lebih 6.000 hektare lahan potensial pertanian pasca bencana gempa bumi, likuifaksi dan tsunami 2018 di Sigi mengalami kekeringan akibat kerusakan irigasi gumbasa.
Karena irigasi gumbasa merupakan sumber utama pemasok air pertanian di kabupaten Sigi Sulawesi Tengah itu.
Ratusan miliyar anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) pasca bencana telah digelontorkan pemerintah pusat melalui kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat (PUPR) liding sektor balai wilayah sungai sulawesi (BWSS) III Palu untuk rehabilitasi dan rekonstruksi irigasi gumbasa itu.
Rehab dan rekon irigasi gumbasa merupakan kewajiban pemerintah baik pusat maupun provinsi dan kabupaten untuk menyahuti kebutuhan air dalam meningkatkan produksi hasil pertanian di Sigi.
Saat ini memasuki tahun ke tiga pelaksanaan rehab dan rekon irigasi gumbasa dari sigi hingga ke Palu.
Adalah PT. Nindya Karya salah satu BUMN yang dipercayakan mengerjakan saluran irigasi gumbasa sepanjang kurang lebih 6 kilometer dengan anggaran Rp. 90. 965.996.000
Diakui bahwa tim tehnis proyek rehab rekon irigasi gumbasa terfokus pada aturan kesesuaian speak pekerjaan yang telah ditentukan, dan juga memaksimalkan elevasi progres dalam skala prioritas.
Bahkan mengulik tuntas pembangunan irigasi itu hingga batas waktu yang ditentukan.
Merunut peta pelaksaan kontrak kerja proyek irigasi gumbasa terjadwal pada tahun anggaran 2023 sampai selesai 2024, maka plot untuk mengulik visi kerja kemasa rentang waktu 420 hari klender tersebut, terpaut pada pengerjaan fisik konstruksi Sheet pile didua titik lokasi berbeda tapi masih sejalur yaitu :
“Pada titik lokasi jalur pertama terletak di Kecamatan Biromaru Kab. Sigi, sementara dititik lokasi kedua proyek Sibas tersebut diwilayah kota Palu,”kata pelaksana humas PT.Nindya Karya Mardiono menjawab deadlinews.co group detaknews.id beberapa waktu lalu.
Lanjut Mardiono, terkait proteksifitas tata kelolah dan metode kerja fisik distiap item hingga cpaian progres serta bobot pengerjaan project multi years rehab rekon Sibas (IOGMC) yang dikelolah PT. Nindya Karya tersebut
“Pekerjaan irigasi gumbasa ini menjalin kemitraan/kerja sama oprasi (KSO), yang juga melekat pada liding sektor Balai Wilayah Sungai Sulawesi lll Palu SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air, atau Kementrian Pekerjaan Umum (PUPR) Derektorat Jendral Sumber Daya Air.
Menurutnya, bahwa pesentasi progres pekerjaan saat ini baru mencapai bobot 10-20%.
Kata Mardiono meski proses pembangunan saluran primer irigasi masih dalam tahapan pengcoran bekisting dan pengecoran cetak sheet pile (plat beton) atau turap penahan dinding talud, dan juga mengoptmalkan proses clearing material disepanjang (jalur irigasi) landscape 6 km lebih tersebut, pihaknya optimis selesai sesuai jadwal.
“Tim teknis proyek juga kini sedang mengefektifkan proses pergerakan (kinetic) pengatingan gali – uruk material yang bakal nantinya jadi acuan preservasi guna merujuk object dan akses mobilisasi landscape dijalur primer Irigasi gumbasa, “tandasnya.
PPK IRIGASI & RAWA 1 Aji Widyatmoko menjawab deadlinews.co group detaknews.id mengatakan royek Irigasi Gumbasa dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Proyek Gumbasa 5 (Improvement of gumbasa main Channel (BGKn 54 -BGKn 59), dalam penanganannya terdiri dari beberapa Type Saluran :
a. Saluran Trapesium dengan beton Precast pada dindingnya.
b. Saluran Uditch B= 2 m dengan beton Insitu.
c. Saluran Uditch B= 1 m dengan beton Precast.
d. Galian sedimen Saluran lokasi tanggul selatan.
e. Saluran pembuang Uditch B= 4 m dengan Beton Insitu.
2. Saluran di daerah tanggul selatan dari hulu (dekat liquifaksi) sampai pertemuan dengan Sungai Ngia hanya digunakan sebagai saluran pembuang dan sebagai pembilas sedimen pada saluran pembuang dibawahnya apabila saluran pembuang tersebut sudah difungsikan.
Pada Lokasi ini design awal hanya berupa pekerjaan galian sedimen yang mengendap (pembuangan sedimen saja tanpa ada perbaikan).
Namun apabila hanya galian sedimen saja dengan dasar saluran berupa tanah di khawatirkan apabila dialiri air, air tersebut akan meresap kedalam tanah, berpotensi menimbulkan liquifaksi kenbali.
Untuk mengurangi atau menghindari resepan air tersebut diputuskan menambah pekerjaan cor lantai dengan beton lining dan pembesian menggunakan besi polos diameter 10 mm.
3. Pelaksanaan pekerjaan Gumbasa 5 diawasi oleh konsultan pengawas, dan material yang digunakan telah di lakukan pengetesan dan telah memenuhi syarat yang ditentukan.***