Dunia pendidikan di negeri ini kembali tercoreng. Seorang presiden badan eksekutif mahasiswa (Presma) terlibat tindak pidana pencurian. Adalah Buyung mantan Presma Untad Palu 2018, terduga pelaku pencurian di sejumlah tempat, termasuk di kompleks perumahan dosen Untad Tondo. Presiden kok pencuri!
Buyung sang Presiden Mahasiswa yang terduga terlibat pencurian dan mengaku mengkonsumsi narkoba di hadapan Polisi. Inilah akibat dari konsumsi narkoba. Selain meruk moral, juga merobek kantong. Kecanduan, tak punya modal untuk membeli, terpaksa ambil jalan pintas, yakni mencuri.
Padahal Buyung memikul beban tanggungjawab yang mestinya mencerminkan prilaku yang baik, benar dan tanpa cacat. Sebab ada status sosial dengan nama mahasiswa. Kritis adalah ciri khas mahasiswa. Tapi pencuri bukanlah type mahasiswa. Sekalipun banyak mantan mahasiswa yang sudah jadi pejabat terlibat korupsi.
Artinya jika mahasiswa mestinya terpelajar, tanpa cela negatif, apalagi berbau kriminal. Bagaimana seandainya sudah jadi pejabat Negara. Lalu kelakuannya suka mengkonsumsi narkoba, ujung-ujungnya bisa-bisa uang rakyat dicuri (di korupsi), seperti sebagian manta mahasiswa yang sudah jadi pejabat, tapi tak malu mencuri uang rakyat. Ironisnya lagi, seorang mantan terpidana korupsi tak punya rasa malu mencalonkan diri jadi kepala daerah atau Caleg.
Malang nian dunia pendidikan kita, setelah beberapa kali dihebohkan dengan skandal sex seorang siswa di salah satu sekolah menengah. Kemudian guru pukul murid, dan siswa pukul guru serta orang tua siswa pukul guru, lalu guru di penjara hanya karena mencubit anak didiknya.
Apakah ini prilaku dunia pendidikan kita saat ini? Atau hanya secara kebetulan menimpa kaum terpelajar. Apa yang salah dari dunia pendidikan kita? Sehingga tak mampu mengubah prilaku dan karakter negetif dalam diri anak didiknya.
Semoga saja, dengan kasus seperti ini, menjadi bahan renungan, untuk kita semua mengintrospeksi diri. Bukan hanya berlaku bagi anak didik, tapi juga pendidik dan orang tua.***