Doel (koranpedoman)-Palu-Sulteng-Postur rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) tahun 2015 mencapai Rp,2,6 Triliun. Namun demikian Fraksi Nasdem mengkritisinya dan mengibaratkannya penyakit busung lapar.
“Kami menilai bahwa RABPD provinsi Sulteng yang dalam nota pengantar keuangan Gubernur yang diajukan ke DPRD Sulteng lebih banyak belanja yang tidak tertuju pada sasaran, dan terkesan pemborosan, ketimbang belanja publik yang tentunya harus pro rakyat,” demikian ditegaskan Fraksi Nasdem dalam pendangannya pada rapat paripurna DPRD Sulteng Senin malam (15/12-2014).
Ironisnya biaya perjalanan Dinas lebih tinggi ketimbang belanjan publik. Sebut saja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulteng yang biaya perjalanan inanya mencapai 17 Miliyar. Sementara masih ada gedun ekolah dasar yang tidak layak pakai. Akibatnya murid-muridnya belajar dilantai atau dibawah kolong rumah warga. Hal ini terlihat di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Parigi Moutong.
Bukan itu saja, tapi tingkat kemiskinan masih relatif tinggi. Oleh sebab itu perbaikan infrastruktur pertanian, dan pemberdayaan masyarakat mestinya lebih diberi forsi belanja yang lebih besar ketimbang belanja aparatur pemerintah. ***