Andi Attas Abdullah (deadline-news.com)-Palusulteng- Walau saat ini, angka kasus pandemi covid19 di Kota Palu mulai menurun.
Namun pembelajaran tatap muka di Sekolah-sekolah belum dapat dilakukan. Maslahanya sebelumnya kota Palu masuk level 4 penerapan pembatasan kegiatan masyarakat skala mikro (PPKM).
Pelaksana tigas (Plt). Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Yudiawati. V. Windarusliana menjelaskan untuk melakukan proses belajar-mengajar tatap muka, ada dasar yang diperlukan.
Acuannya berupa Instruksi (In) Mendagri Nomor 40 Tahun 2021, perihal pemberlakuan PPKM Level 4 di wilayah Jawa dan luar Jawa.
“Jadi Kota Palu sendiri masih belum bisa diberlakukan pembelajaran tatap muka dikarenakan belum turun dari PPKM Level 4 ke Level 3. Sehingga pembelajaran masih dilakukan secara online sampai tanggal 20 September mendatang,” jelasnya.
Menurut Yudiawati, pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sedang menunggu Inmendagri baru dari pusat, untuk mengetahui apakah pada tanggal 21 September nanti, Palu akan diturunkan Level PPKMnya ke Level 3 atau tidak, sehingga bisa diambil keputusan terkait dengan proses belajar mengajar tatap muka.
“Tentunya nanti akan ada surat edaran, terkait dengan proses belajar-mengajar tatap muka,” ujarnya.
Kemudian jika Kota Palu telah turun level PPKMnya, maka lanjut Yudiawati, bisa diberlakukan proses belajar-mengajar dengan mematuhi syarat-syarat berupa menerapkan protokol kesehatan, serta membatasi siswa yang datang ke sekolah.
“Antara lain, 18 orang perkelas serta jam mengajar yang diberikan juga tidak lewat dari 2 jam proses belajar-mengajar. Jadi kepada tenaga pengajar, harus memilah materi yang ingin diberikan dan disesuaikan dengan jam mengajar yang telah ditentukan dari pusat,” terangnya.
“Tetapi jika level PPKM telah turun dari level 4 ke level 3, maka para orang tua akan ditanyakan kembali terkait kesiapan anaknya untuk mengikuti proses Belajar-Mengajar di sekolah, apakah diizinkan atau tidak. Kalau pun tidak diizinkan, maka pihak sekolah wajib memfasilitasi proses pembelajaran kepada anak-anak yang tidak dapat mengikuti proses belajar-mengajar di sekolah dengan cara mendatangi rumah-rumah siswa tersebut atau dengan cara melalui media sosial (Proses Pembelajaran Melalui Jarak Jauh),”lanjut Yudiawati.
Adapun jumlah siswa yang berhenti saat masa pandemi, dikatakan Yudiawati sangat sedikit, jika dibandingkan dengan jumlah yang masih aktif sekolah. Ini ada kaitannya dengan masa pandemi yang hampir 2 tahun telah menyebabkan ekonomi keluarga dari anak-anak sekolah menurun.
“Sehingga beberapa siswa memutuskan untuk berhenti sekolah. Kalau untuk anak-anak yang stress dalam menghadapi masa pandemi, kami belum mendapatkan datanya,” tegasnya.
Untuk itu, Plt Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Sulteng mengharapkan kepada siswa-siswa di Kota Palu agar tetap semangat dalam menempuh proses belajar di sekolah, tetap menggapai prestasi, tetap mengejar cita-cita.
“Jangan pesimis dalam menghadapi masa pandemi dan tetap menerapkan adaptasi kebiasaan baru, seperti memakai masker, menggunakan handsanitizier, serta menjaga jarak untuk hidup berdampingan dengan pandemi Virus Corona, karena virus ini kemungkinan tidak dapat hilang dengan cepat dari dunia ini,” paparnya. ***