Ardi Jafar, (Deadline News/koranpedoman.com)-Pasangkayu-Proyek pembangunan perkuatan tebing Sungai Lariang di Desa Lariang, Kecamatan Tikkeraya, Kabupaten Mamuju Utara (Matra), Provinsi Sulawesi Barat kembali disorot warga. Bagaimana tidak, materialnya sebahagian besar hanya menggunakan batu kecil, bukan batu gajah.
Malik warga setempat mengatakan, batu yang hanya sebesar kelapa untuk pembangunan tanggul tersebut bakal tidak bertahan dari terjangan banjir Sungai Lariang. Menurut dia, Batu sebesar itu tidak layak untuk material tanggul.
“ Sedangkan batu gajah saja yang dipasang tidak mampu bertahan dari hantaman Sungai Lariang, apalagi Cuma batu sebesar kelapa. Yakin saja Cuma dua kali dihantam banjir itu sudah habis,” ungkap Malik di Lariang Kamis (8/9).
Malik menjelaskan, dari 3 km pembangunan tanggul perkuatan tebing saat ini, sekira 1 km memakai batu yang berukuran kecil. Hal ini kata malik berpotensi merugikan masyarakat. Menurutnya, jika kembali rubuh seperti pembangunan tanggul selumnya, maka siapa yang akan bertanggujawab.
Proyek ini tambahnya, adalah untuk penaggulangan banjir dan diharapkan dapat bertahan dalam waktu yang lama, namun itu tak akan terjadi jika melihat kondisi materialnya yang tidak memakai batu gajah. Malik yang juga adalah aktifis LSM berharap, proyek ini mengedepankan asas manfaat dan efesiensi anggaran.
“ Kalau cepat rubuh kan Negara dan masyarakat yang dirugikan. Kita berharap proyek ini mengedepankan asas manfaat dan efesiensi anggaran. Kalau rubuh, kapan lagi akan dibangun kembali,” Tandas malik. ***