“Penduduk Miskin Donggala 20,310 Jiwa”
Kabupaten Donggala (bahasa Inggris: Donggala Regency), adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Ibu kota kabupaten sekaligus pusat administrasi terletak di Banawa.
Kabupaten ini dibelah oleh teluk dengan luas wilayah 4275,08 km² dan berpenduduk sebanyak 301.757 jiwa pada tahun 2016.
Donggala adalah kabupaten terluas ke-7, terpadat ke-4, dan memiliki populasi terbanyak ke-4 di Sulawesi Tengah. Kabupaten Donggala terdiri dari 16 kecamatan dan 166 desa/kelurahan.
Donggala mengelilingi wilayah Kota Palu, dan berbatasan dengan Parigi Moutong di bagian timur, Tolitoli di bagian utara dan timur laut, Sigi di bagian selatan, dan Sulawesi Barat di bagian barat dan barat daya (dikutip di wikipidi).
Walau sekitar 6,7 persen atau 20,310 jiwa penduduknya tergolong miskin yang sekarang disebut program keluarga harapan (PKH), dari total penduduk 301,757 jiwa, namun Bupatinya yakni Drs.H.kasman Lassa, SH membeli mobil dinas seharga kurang lebih Rp,1,6 miliyar dengan merek Toyota Alphard.
Mobil jenis Toyota Alphard berwarna putih itu, baru diadakan tahun 2019 ini. Padahal tahun lalu 2018 Kabupaten Donggala diduga mengalami defisit kurang lebih Rp,50 miliyar. Belum lagi tertimpa bencana gempa bumi dan tsunami.
Sungguh pemimpin di Kabupaten tergolong tertinggal dan kurang mampu itu, tidak memiliki rasa keprihatinan bagi daerah dan masyarakatnya. Bayangkan masyarakatnya hidup ditengah tenda-tenda pengungsi, yang kekurang makan, malah Bupatinya membeli mobil mewah seharga kurang lebih Rp, 1,6 miliyar.
Tahun 2016, APBD kabupaten Donggala hanya berkisar Rp, 523,660,657,000. Kemudian tahun 2019 ini diprediksi APBD Donggala naik mencapai Rp,1,3 triliun. Kalau dibagikan ke masyarakat Donggala APBD sebesar Rp,1,3 triliun itu dengan jumlah penduduk 301,757 jiwa, maka setiap jiwa hanya mendapatkan Rp,4,308,102. Sedangkan jumlah pendapatan asli daerah (PAD) Donggala hanya Rp,90 miliyar lebih.
Dengan demikian harga pembelian mobil mewah untuk kendaraan operasional Bupati Donggala Drs.Kasman Lassa, SH tahun anggaran 2019 ini, mencapai 1,8 persen dari PAD kabupaten Donggala yang jumlahnya kurang lebih Rp,90 miliyar itu, namun mestinya Bupati Kasman Lassa punya rasa prihatinlah.
Apalagi masih berduka akibat bencana alam dahsyad 28 September 2018 kemarin. Belum lagi masih banyak masyarakat yang hidup ditendah-tendah pengungsian, yang belum tentu biaya hidup yakni makan minumnya terpenuhi.
Mengapa bukan hunian sementara (Huntara) atau hunian tetap (Huntap) masyarakat didahulukan? Mengapa mesti mobil mewah?
Sekretaris daerah kabupaten Donggala H.Aidil Noor, SH, M.Si yang coba dikonfirmasi Selasa (26/3-2019), di ruang kerjanya belum dapat menerima dan melayani deadline-news.com. Alasannya lagi rapat. Kemudian via chat whatsapp, mantan camat Banawa itu juga belum memberikan jawaban konfirmasi. Sementara itu, Bupati Drs.Kasman Lassa, SH yang coba dikonfirmasi tidak berada ditempat. ***