Bang Doel (deadline-news.com)-Palusulteng-Salah satu dampak Gempa Bumi berkekuatan 7,4 magnitudo yang menyebabkan Likuifaksi dan Tsunami 28 September 2018, silam membuat tembok pengaman pantai di teluk Palu luluhlantak.
Bencana dahsyat itu telah berlalu kurang lebih dua tahun, pemerintah pusatpun mengucurkan anggaran rehabilitasi dan rekonstruksi pemangaman pantai teluk Palu kurang lebih Rp,248 miliyar.
Adalah Silae, Lere, Besusu Barat dan Talise (SILEBETA) yang menjadi sasaran rehab dan rekon pengamanan pantai teluk Palu itu. Kurang lebih 7 kilometer tanggul pengaman pantai hancur berantakan setelah dihantam gempa dan tsunami.
Saat ini, proyek rehabilitasi dan rekonstruksi pengaman pantai teluk Palu itu tengah berlangsung. Pengamanan pantai teluk Palu kali ini, disebut tangguh bencana SILEBETA. Batu-batu Gajah ditumpuk sepanjang 7 kilometer, mulai bibir pantai teluk Palu dari Silae (Taman Ria) sampai Talise kota Palu dijejali tumpukan batu gajah, agar kuat dan mampu menahan pecahan obak setiap hari.
Adalah PT.Adhia Karya, yang mengerjakan penataan tanggul pengaman pemecah ombak pantai Teluk Palu. Badan usaha milik Negara (BUMN) itu memulai pekerjaannya sejak Janurai 2020, pun kontraknya sejak 19 Desember 2019.
Manager Area PT.Adhia Karya Sulteng di Palu Adi Sucipto menjawab deadline-news.com di ruangan kerjanya Sabtu (2/5-2020), mengatakan pihaknya berusaha keras memberikan yang terbaik untuk Palu Sulteng, khususnya pada proyek pengaman pantai teluk Palu.
Menurutnya ruang lingkup pekerjaannya itu meliputi :
- Perencanaan dan pembangunan tanggul pantai untuk menahan pasangnya air laut sepanjang 7 km.
-
Rehabilitasi inlet dan outlet saluran drainase sepanjang 7 km.
-
Pembuatan tambatan perahu di 4 lokasi.
Kemudian Manfaatnya:
- Melindungi warga pesisir teluk palu dari ancaman pasang air laut
-
Memberikan rasa aman warga dari kemungkinan naiknya air laut akibat pasang.
-
Mendukung pembangunan infrastruktur yang berkaitan dengan kondisi aman dari ancaman pasang air laut.
Menurutnya walaupun ditargetkan proyek rehab dan rekonstruksi pengamanan teluk Pantai Talise itu sampai Desember, namun diupayakan selesai lebih awal. Apalagi kondisi lalulintas yang dilalui armada pengangkut batu gajah cukup aman dan agak sepi.
“Kemudian areal lokasi tempat pengambilan batu gajah relatif dekat, sehingga memudahkan kami untuk lebih meningkatkan kinerja, sehingga dapat lebih awal selesai proyek itu dari waktu yang ditentukan,”kata Adi dengan nada optimis. ***