Bang Doel (deadline-news.com)-Palusulteng-Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan (WAREK BIMA) Universitas Tadulako, Prof Dr Djayani Nurdin didemo ratusan mahasiswa pada Senin (25/9-2017). Tuntutan massa aksi adalah agar WAREK BIMA Untad transparan soal anggaran lembaga kemahasiswaan dan memberikan perhatian terhadap lembaga kemahasiswaan yang selama ini tidak diperhatikan lagi.
Nazmuddin, salah seorang peserta aksi menyampaikan selama ini WAREK BIMA tidak transparan soal anggaran kemahasiswaan. Lantaran ketidakterbukaan itu, banyak usulan kegiatan lembaga yang terpental saat diajukan kepada Prof Djayani Nurdin selaku WAREK BIMA Untad.
“Tidak pernah sekali saja kami mengajukan usulan langsung disetujui. Pasti selalu ditolak. Bahkan kami sudah seperti memohon-mohon saat mengajukan proposal. Kalau disetujui, ada pemotongan anggaran dari yang diusulkan, biasanya 30 persen lebih. Katanya itu pajak, kami tidak tahu lagi mau bagaimana. Belum lagi WAREK BIMA tidak melakukan pembinaan, malah lebih memperhatikan lembaga di luar kampus,” kata Nazmuddin dalam orasinya.
Rio Saputra, massa aksi lainnya yang juga ketua salah satu lembaga kemahasiswaan mengemukakan hal serupa. Rio Saputra juga menambahkan bahwa WAREK BIMA Untad biasanya bersikap semena-mena saat ada pengurus lembaga kemahasiswaan yang mengajukan usulan kegiatan.
“Harusnya kita-kita ini sebagai mahasiswa diberikan teladan. Ini tidak, beliau (WAREK BIMA, red) biasanya memukul meja agar kami tidak lagi mengajukan usulan atau menyampaikan argumentasi kami. Mudah-mudahan jeritan hati kami dapat didengar oleh Pak Rektor dan ditindaklanjuti oleh Tim SPI untuk memeriksa WAREK BIMA soal penggunaan anggaran kemahasiswaan,” kata Rio Saputra.
Dalam kesempatan itu, Zubair, orator lainnya menyampaikan bahwa aksi itu merupakan murni aksi untuk penyampaian aspirasi. Aksi yang jauh dari sikap radikalisme. Aksi itu, lanjut Zubair, murni ditujukan kepada WAREK BIMA Untad agar memperhatikan peran lembaga kemahasiswaan dan bersikap transparan soal anggaran.
“Kami ingin bertemu langsung dengan ayahanda Rektor Untad untuk menyampaikan aspirasi ini. Ini kami lakukan agar Pak Prof Djayani transparan soal penggunaan anggaran dan melakukan pembinaan terhadap lembaga internal kampus.
Bukan sebaliknya malah memperhatikan lembaga di luar kampus misalnya Komunitas anakUntad, dan menganaktirikan peran kami di dalam. Untuk itu pula, kami meminta Tim Satuan Pengawas Internal (SPI) agar berani memeriksa WAREK BIMA Untad agar diketahui ke mana saja uang kami selama ini,” ujar Zubair.
Massa aksi, sebelum memusatkan aksinya di depan Gedung Rektorat Untad, kemudian melakukan konvoi ke seluruh fakultas dalam lingkungan Untad. Rektor Untad yang hendak ditemui sedang tidak berada di tempat. Saat dikonfirmasi ke Tim Informasi Humas, Rektor Untad sedang berada di Nusa Dua Bali, dalam rangka Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi Melawan Radikalisme yang juga akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo. Akhirnya, massa aksi ditemui dan diterima aspirasinya oleh Kepala UPT Security, Dr Ir. H. Ramlan. ***