Bang Doel (deadline-news.com)-Palukotakailisulteng-Dugaan korupsi anggaran proyek pembebasan lahan dan pembangunan gedung Asrama Mahasiswa Morowali Utara (Morut), ternyata sudah ditangani Polres Morowali. Demikian informasi yang dihimpun di Polda Sulteng Senin (22/4-2019).
Baca juga ini : Diduga Hanya Dibayar Rp,900 Juta Dari Anggaran Rp, 2 M, Proyek Asrama Mahasiswa Morut Dihentikan Ahli Waris
Menurut sumber itu, sebenarnya kasus dugaan korupsi anggaran pembebasan lahan dan pembangunan asrama Mahasiswa Morut di Kelurahan Lasoani Kecamatan Mantikolore Kota Palu, penyelidikannya bersamaan dengan dugaan korupsi pembebasan lahan di Desa Korolama. Karena anggaran pembebasan lahan yang diajukan ke DPRD Morut saat itu secara gelondongan.
“Hanya saja proses penyelidikannya dipisahkan. Yakni dugaan korupsi pembebasan lahan di Desa Korolama Kecamatan Petasia, ditangani Subdit III Tipikor Ditreskrimsus Polda Sulteng. Sedangkan Dugaan korupsi pembebasan lahan dan pembangunan asrama Mahasiswa Morut di Palu ditangani Polres Morowali,”ujar sumber yang layak dipercaya itu.
Lokasi proyek pembangunan asrama mahasiwa Morowali Utara (Morut), diduga hanya dibayarkan Rp,900 juta dari total anggaran Rp,2 miliyar lebih.
Akibatnya ahli waris melakukan pemagaran di lokasi proyek pembangunan asrama mahasiswa Morut itu. Sehingga terpaksa pembangunan asrama mahasiswa Morut dihentikan pihak yang mengaku ahli waris.
Proyek pembangunan asrama mahasiswa Morut seluas kurang lebih 9000 meter persegi itu, berada di kelurahan Lasoani Kecamatan Mantikolore Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah.
Dari 9000 meter persegi itu, 3000 meter persegi yang diduga bermasalah, karena belum diselesaikan pembayarannya. Sedangka 6000 meter persegi sebenarnya tidak bermasalah. Tapi pihak rekanan tidak melanjutkan pekerjaannya. Padahal sudah mengambil panjar.
Sebelumnya ketua DPRD Morowali Utara Ir.Syarifuddin Madjid yang dikonfirmasi deadline-news.com via handpone Sabtu siang (20/4-2019), membenarkan jika pembangunan asrama Mahasiswa Morut di kelurahan Lasoani Palu masih menyisahkan persoalan.
Pasalnya pihak rekanan sudah mengambil panjar kurang lebih Rp,800 juta, tapi pekerjaan tidak mereka lanjutkan.
“Ada kurang lebih Rp, 4 miliyar itu untuk biaya pembangunan asrama Mahasiswa Morut di Palu, dan diduga sekitar Rp, 800 san juta lebih telah dipanjarkan ke rekanan, tapi pekerjaan sepertinya terhenti,”ujar politisi Partai Demokrat itu.
Disinggung soal anggaran pembebasan lahan lokasi asrama Mahasiswa di Palu, mantan anggota DPRD Morowali itu, mengaku tidak tahu persisnya, sebab anggaran pembebasan lahan diajukan oleh eksekutif dalam bentuk gelondongan, termasuk anggaran pembebasan lahan Korolama.
“Saya tidak tahu persisnya, besaran pembebasan lahan lokasi pembangunan asrama Mahasiswa Morut di Lasoani Palu. Sebab anggaran pembebasan lahan yang diajukan Bupati melalui tim anggarannya dalam bentuk gelondongan,”jelas lekaki yang akrab disapa Pudding itu.
Bupati Morut Ir.Aptripel Tumomomor yang dikonfirmasi via handpone di nomor 08219391333X, Minggu malam (21/4-2019) tidak memberikan jawaban.
Kapolres Morowali Utara AKBP Dadang Wahyudi yang dikonfirmasi sejauhmana penyelidikan dugaan korupsi pembebasan lahan dan proyek pembangunan asrama Mahasiswa Morut di Palu, menjawab deadline-news.com Senin malam (22/4-2019), sekitar pukul 21:58 wita menuliskan nanti saya cek dulu Pak. ***