Andi Attas Abdullah (Deadline News/koranpedoman.com)-Palu, Mengawali tulisan ini, tim redaksi ingin mendeskripsikan bagaimana peran pemerintahan Drs.H.Longki Dajnggola, M.Si-H.Sudarto, SH, M.Hum membangun provinsi Sulawesi Tengah yang masih tergolong tertinggal menjadi berkembang dalam kurun waktuk kurang lebih lima tahun ini. Mulai dari pembangunan fisik seperti infrastruktur jalan, jembatan, sarana dan pra sarana kesehatan, pemberdayaan masyarakat petani, nelayan, penurunan angka kemiskinan dan pengangguran, perluasan areal pertanian dan perkebunan, pemberdayaan sumber daya kelautan dan perikanan, serta memajukan dan meningkatkan kwalitas pendidikan di daerah Sulteng ini.
Tulisan catatan 5 tahun kepemimpinan Longki-Sudarto ini akan kami sajikan berseri yakni sekitar 12 edisi. Kami memulai tulisan ini dari pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan dari wilayah Timur Sulteng ini. Kami ingin menegaskan bahwa kinerja Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola membangun Sulawesi Tengah khususnya pada aspek pembangunan infrastruktur jalan
dan jembatan patut kiranya diapresiasi. Salah satu komitmen yang sudah diwujudkannya adalah
membuka akses jalan dan jembatan yang menghubungkan Kabupaten Tojo Unauna dan
Kabupaten Morowali Utara.
Panjang jalan tersebut sekitar 90 kilometer dari Desa Tayawa, Kecamatan Tojo, Kabupaten Tojo Unauna ke Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali Utara. Sebagian jalan sudah terbuka hanya saja kondisinya sangat memprihatinkan. Untuk melintasi jalan tersebut pemerintah harus
membuka lagi jalan baru sepanjang 12 kilometer dengan medan yang sangat berat. Selain itu juga harus dibangun 11 unit jembatan.
Pengerjaan jalan tersebut telah dilakukan sejak Mei 2015 dengan APBD Provinsi Sulteng. Longki bahkan turun langsung ke lokasi untuk memastikan bahwa jalan tersebut benar-benar sudah dikerjakan. Longki bersama dinas terkait bahkan melintasi hutan, menyeberang sungai. Mobil yang
ditumpanginya bahkan ditarik karena tercebur di jalan berlumpur. “Insya Allah akhir tahun ini jalan itu sudah bisa kita lintasi,”katanya kepada jurnalis saat itu.
Longki Djanggola mengatakan untuk mengurai problem ekonomi masyarakat maka pembangunan infrastruktur jalan menjadi prioritas. Longki menyadari, jika akses jalan dibuka, distribusi barang dan jasa akan semakin lancar sehingga dapat memacu laju pertumbuhan ekonomi yang dalam empat tahun terakhir tumbuh rata-rata sembilan persen, jauh di atas pertumbuhan nasional.
Menurut Longki pembangunan jalan yang menghubungkan Tojo Unauna dengan Morowali Utara sangat strategis karena membuka akses desa-desa di sekitar Teluk Tomini dengan desa-desa di pesisir Teluk Tolo. “Tahun depan jalan ini akan kita tingkatkan lagi sehingga setiap tahun
kondisinya semakin baik,” kata Longki, di Palu, belum lama ini.
Gubernur berharap dengan dibukanya jalan tersebut, ekonomi masyarakat bisa meningkat karena akses pasar sudah terbuka sehingga memudahkan distribusi barang khususnya hasil-hasil pertanian dan perkebunan di dua daerah tersebut.
Gubernur berharap jika ruas jalan tersebut sudah baik, semangat masyarakat juga semakin meningkat untuk memanfaatkan lahan yang masih terlantar sehingga bisa mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat. “Tujuan kita untuk kesejahteraan rakyat,” katanya.
Ia juga meminta agar jalan yang menjadi kewenangan kabupaten terus ditingkatkan kualitasnya sehingga semakin memudahkan akses ekonomi masyarakat di daerah itu. Kepala Dinas Bina Marga Sulawesi Tengah Syaifullah Djafar mengatakan ruas jalan tersebut dibuka pertama kali oleh pemerintah Kabupaten Poso pada 1992/1993, saat Morowali Utara dan Tojo Unauna masih bagian dari Kabupaten Poso itu.
Ketika itu pemerintah hanya membuka ruas jalan tersebut sampai ke Kecamatan Soyojaya sepanjang kurang lebih 70 kilometer. Namun kondisinya sangat buruk karena sebagian jalan tidak diaspal bahkan sejumlah jembatan tidak kunjung dibangun. “Jalan itu belum tembus sampai ke Kolonodale, Ibu Kota Morowali Utara. Inilah yang kita lanjutkan mulai tahun ini (2015) agar bisa tembus ke
Kolonodale,” katanya.
Syaifullah mengatakan ruas jalan Tayawa-Kolonodale tersebut telah diserahkan ke Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah sehingga penanganannya menjadi kewenangan pemerintah provinsi.
Dia mengatakan pada ruas jalan itu terdapat 11 jembatan, dua diantaranya akan dibangun bersamaan dengan dibukanya akses jalan sepanjang 12 kilometer tersebut. Ke-11 jembatan tersebut akan dibangun tahun 2015 dengan menggunakan APBD sehingga diperkirakan akhir 2015 ruas jalan Tayawa-Kolonodale tersebut sudah bisa dilintasi.
Selama ini akses menuju Kolonodale hanya melalui Kabupaten Poso. Pembukaan ruas jalan Tayawa-Kolonodale merupakan jalur alternatif yang
memperpendek jarak tempuh dari Tojo Unauna ke Morowali Utara dibanding melintas melalui Kota Poso.***