“Kritikan Tim Trans Sisi Prof Andalan Hentikan Langkah “Manuver Politik” PJ Gubernur Sulsel”
Sepertinya Simbol angka 5 sangat bersejarah dan berkah dalam hidup kepemimpinan pasangan Gubernur dan wakil Gubernur tepilih Sulawesi Selatan Prof Dr.Ir.HM Nurdin Abdullah, M.Agr – Andi Sudirman Sulaiman, ST (Prof Andalan).
Betapa tidak, sejak menjadi pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Prof Andalan ini, telah menggunakan simbol 5 jari. Dan pada saat mereka diresmikan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel terpilih juga 5 September 2018, di Istana Negara oleh Presiden RI Ir.H. Joko Widodo.
Padahal semula dijadwalkan 17 September 2018, pasangan Gubernur dan wakil Gubernur Sulawesi Selatan terpilih ini Prof Andalan) ini akan dilantik. Tapi kenyataannya malah dipercepat 5 September 2018. Bahkan Pejabat Gubernur Sony Sumarsono sempat melakukan “maneuver politik” dengan melakukan safari politik ke sejumlah mantan pemimpin Sulsel. Bukan itu saja, bahkan sempat memuji-muji adik kandung mantan Gubernur Sulsel Irman Yasin Limpo.
Ironisnya lagi sempat beredar kabar jika pasangan Gubernur dan wakil Gubernur terpilih Prof Andalan akan ditunda pelantikannya sampai 17 Oktober 2018. Tapi berkat kritikan keras dari Tim Transisi Prof Andalan Andi Ryo Ilham Monri, Sony Sumarsono merem langkah “Manuvernya” itu.
Usai dilantik di Istana Negara pada pukul 10:25 wib, pasangan Prof Andalan ini disambut suka cita oleh ratusan ribu pendukungnya baik yang ikut ke Jakarta, maupun yang berada di Sulsel. Adalah Kamis (6/9-2018), Pasang Prof Andalan ini menginjakkan kakinya di Bumi Angin Mamiri, setelah resmi memimpin Sulsel 5 tahun kedepan.
Ratusan ribu pendukungnya menyambutnya, mulai dari Bandara Sultan Hasanuddin, dan sepanjang ruas jalan yang dilaluinya, hingga di rumah jabatan Gubernur Sulsel yang terletak di Jalan Sungai Tangka Makassar.
Selama puluhan tahun kepemimpinan di Sulsel, baru kali pertama ratusan ribu warga masyarakat Sulsel dapat masuk memadati ruang-ruang dalam kompleks Rujab Gubernur peninggalan Belanda itu. Dua (2) hari dua malam, masyarakat Sulsel dari berbagai pelosok daerah bebas masuk tanpa harus dihadang Sat Pol PP ke Rujab Gubernur Sulsel. Padahal selama ini, tidak pernah terjadi.
Tradisi Prof Nurdin Abdullah selama 10 tahun memimpin Kabupaten Bantaeng, memang tidak ada batas dengan masyarakat. Dimana masyarakat Bantaeng maupun yang dari luar Bantaeng bebas masuk bertemu dengan sang pemimpin rakyat itu.
Bahkan masyarakat yang menjadi Tamu Bupati diperkenankan menginap di rujab Bupati Bantaeng itu. Dan setiap hari masyarakat bertemu dengan Sang Bupati yang Professor itu. Berbagai keluhan yang mereka sampaikan ke sang pemimpinnya itu. Olehnya hal yang sama akan diberlakukan saatmenjadi Gubernur sulsel saat ini.
“Prinsipnya jangan jauhkan masyarakat dari pemimpinnya. Makanya selama kampanye dan kunjungannya ke daerah-daerah, jarang sekali menggunakan protokoler dan pengawal yang berlebihan serta super ketat. Diharapkan hal ini terus berlaku bagi Prof Andalan, jangan jauhkan masayarakat dari pemimpinnya,”semoga saja.
Kalaupun protapnya Polisi dan Sat Pol PP harus menjaga Gubernur selaku wakil pemerintah pusat di daerah, ya cukup awasi saja dari jauh, tidak perlu ketat-ketat, sehingga menimbulkan presepsi yang negatif. Sukses selalu buat pasangan Gubernur dan wakil Sulsel terpilih dan telah resmi memerintah Sulsel 5 tahun kedepan. ***