Zwaeb Laibe (deadline-news.com)-Aceh-Hanya bisa berdecak kagum begitu menyaksikan dari dekat keindahan air terjun ini. Siapa sangka di balik Gunung Kuta Cot Glie, di daerah Gampong Siron Blang, Kemukiman Lamleuot, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, Nagroeh Aceh Darussakam (NAD), terdapat sebuah air terjun yang deburan airnya maha dasyat. Namanya Air Terjun Seuneurah.
Belum terkenal dan masih sangat asing memang di telingah para penikmat wisata alam. Tapi kita tak akan merugi jika mengunjungi air terjun yang tumpah dari sebuah tebing batu berketinggian sekitar 100 meter ini. Panoramanya luar biasa, sangat mempesona!
Tumpahan airnya yang mengucur deras tertampung oleh sebuah telaga di bawahnya, yg luasnya kira-kira 10 kali 15 meter. Tumpahan air terjun berundak tiga ini juga mengairi aliran Sungai Seuneurah yang meliuk sepanjang pegunungan Kuta Cot Glie. Dari dalam telaga, airnya memancarkan kesegaran warna hijau tosca. Kita bisa bermain air sepuasnya, atau sekedar duduk di antara bebatuan besar di sekitar telaga, menikmati sejuk dan hijaunya panorama lembah yg mengapitnya.
Butuh persiapan mental dan fisik yang prima, termasuk manajemen perjalanan yang mantap untuk tiba di air terjun yang antimainstream ini. Namun, semua itu akan terbayar lunas setelah mata tertuju pada sebuah Keagungan Tuhan yang sangat luar biasa, yang pesonanya mulai nampak dari balik semak belantara di jarak 300 meter sebelum tiba di lokasi air terjun yang sesungguhnya.
Rasa lelah setelah naik motor dan berjalan kaki menyusuri bukit dan lembah pegunungan Kuta Cut Glie yang belukarnya masih padat, benar-benar terlupakan begitu menikmati sejuknya percikan air terjun, yang baru mulai dikunjungi para pegiat alam bebas sekitar tahun 2013 ini.
Dari kota Banda Aceh air terjun ini bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan bermotor, menyusuri jalur pesisir utara Aceh ke arah Medan. Patokannya, arah menuju Waduk Keuliling Indrapuri atau sekarang Kecamatan Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar. Jaraknya sekitar 35 km dari pusat kota Banda Aceh.
Begitu tiba di jalan menuju Waduk Keuliling, kita akan menyusuri jalan beraspal yang sedikit berkelok hingga menemukan pertigaan. Dari pertigaan itu kita ambil arah yang ke kanan, lalu menyusuri jalan yang tidak beraspal.
Tantangan yang sesungguhnya dimulai dari sini. Jalurnya cukup ekstrem.
“Ini jalan yang dibuat khusus para pekerja ilegal logging untuk mengangkut kayu hasil jarahan mereka, bang”, ungkap Rahmat Kadarus,
anggota Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Pandayana Universitas Abulyatama Banda Aceh, yang menemani penulis mengunjungi air terjun ini.
Jalan yang dilalui berupa tanah merah dengan lubang yang menganga di sana sini, kebanyakan digenangi air. Juga harus menyeberangi beberapa anak sungai. Disarankan untuk menggunakan motor trail dengan ban khusus trek berlumpur. Jalan yang dilalui adalah jalur bekas ban truk raksasa pengangkut kayu ilegal logging. Sekitar 1,5 jam jarak tempuhnya. Jangan lupa membawa bensin cadangan.
Tak ada pemukiman warga di sepanjang jalan ini, kecuali beberapa pondok yang didirikan para penjarah hutan. Sangat sepi!. “Daerah ini adalah bekas basis pasukan khusus pejuang GAM (Gerakan Aceh Merdeka)”, kata Herman Felani, anggota Mapala Pandayana lainnya. Kawasan ini juga, ungkap Herman, adalah daerah perlintasan Harimau Sumatera.
Perjalanan menggunakan sepeda motor berakhir di tepi salah satu anak sungai yang sudah tak jauh dari air terjun ini. Selanjutnya, kita harus berjalan kaki menerobos lebatnya belantara pegunungan Kuta Cot Glie, kurang lebih 1 jam lama perjalanannya. Nyali petualangan kita benar-benar teruji di sini. Mau coba?
Terima kasih yg sebesar2nya kepada saudara & sahabat saya Anggota Mapala Pandayana Universitas Abulyatama Banda Aceh, yang telah mengantarkan saya menikmati keindahan Air Terjun Seuneurah. Kalian sangat luar biasa, Love U…!! ***