Andi Attas Abdulla (deadline-news.com)-Pinrang-Sulsel-Hari itu Rabu (21/10-2015), sekitar pukul 15:00 wita, saya meninggalkan Kota Makassar menuju Puncak Gunung Karomba di Desa Mesa Kada Kecamatan Lembang kabupaten Pinrang. Saya berdua dengan pak Yusuf dengan menggunakan mobil Fortune warna hitam. Kami melaju dengan kecepatan 80-100 perkilometer. Jarak tempu antara kota makassar dengan kota Pinrang antara 4-5 jam. Sebetulnya perjalanan yang melelahkan itu bukanlah kota Pinrang tujuan kami, tapi puncak gunung Karomba di Desa Mesa Kada Kecamatan lembang Kabupaten Pinrang. Jika perjalanan diteruskan dari Makassar ke puncak Gunung Karomba itu maka dapat ditempu 10-12 jam.
Karena kelelahan, kamipun mampir menginap semalam di Desa benteng Paremba Kecamatan lembang kabupaten Pinrang yang notabene tetangga Desa dengan Mesa Kada dimana terdapat puncak Gunung Karomba itu. Keesokan harinnya Kamis (22/10-2015), perjalanan kami lanjutkan menuju obyek wisata puncak gunung Karomba. Puncak Gunung Karomba merupakan potensi obyek wisata yang terpedam selama ini dibiarkan. Padahal menyimpan keindahan yang dapat menarik wisatawan asing kelak. Apalagi Puncak gunung Karomba ini jika disore hari hingga pagi hari diselimuti empun, sehingga membuat hawa dingin yang merasuk kesumsum tulang belulang.
Sekalipun terik matahari, namun udara di puncak Gunung Karomba itu tetap sejuk, apalagi dengan hembusan angin sepoi-sepoi. Puncak gunung Karomba ini diperkirakan berada diketinggian 40 kilometer dari permukaan laut. Diatas puncak gunung Karomba itu terdapat bangunan Villa berbentuk rumah adat Toraja (Tongkonan) yang terbuat dari kayu ulin. Dari atas Villa puncak gunung Karomba dikejauhan terlihat lampu-lampu germerlap tetangga Desanta. Puncak gunung Karomba diapit dua gunung yang menjulang tinggi disisi kiri dan sisi kanannya. Sedangkan dibagian belakang dan depan, terdapat lembah nan hijau sepanjang mata memandang.
Menariknya villa yang dibangun diatas lahan sekitar 5 hektar are itu dilengkapi dengan landasan pendaratan Helipat bagi wisatawan asing yang akan berkunjung ke obyek wisata pegunungan puncak Karomba itu. Selain itu juga terdapat kolam renang dengan air begitu jernih dan dingin. Adalah Donatus alias Totot salah seorang putera kelahiran Desa Mesa Kada yang membangun obyek wisata puncak Karomba itu. Memang baru sebagian Villa yang telah rampung dan sudah dapat ditempati. Sedangkan sebaginnya masih dalam proses pembangunan. Jarak tempu dari ibu Kota Makassar ke puncak Gunung Karomba itu sekitar 400 kilometer atau sekitar 12 jam perjalanan jika tidak mampir-mampir istirahat.
Namun perjalan saya kali ini, terpaksa harus mampir di kediaman Ibunda saya yang sudah sekitar 6 bulan tidak bertemu. Sambil melepas rindu juga mengunjungi obyek wisata Villa puncak gunung Karomba. Sekalipun puncak gunung Karomba begitu sejuk, indah dan bersahabat, namun jalur transportasinya masih jauh dari kata layak. Bagaimana tidak, sebagian besar jalur yang dilalui masih sebatas pengerasan. Kalaupun ada yang sudah dicor beton, hanya sekitar 10 kilometer dari total panjang jalan untuk sampai ke atas puncak gunung Karomba sekitar 38 kilometer dari Ibu Kota Kecamatan lembag yakni kelurahan Tadokkong.
Ironisnya lagi, jalannya sempit, berkelok-kelok, mendaki, terjalan dan kadang menuruni lembah dan jembatan sempit serta ala kadarnya. Celakanya lagi, proyek pengerjaan pengecoran jalan mulai dari Dusun Rampusa kelurahan Tadokkong hingga ke Desa Mesa Kada sangat amburadul. Betapa tidak, para pekerja proyek jalan itu hanya menghamparkan krikilnya didasar jalan kemudian ditindis campuran pasir dan semen yang tebalnya hanya sekitar 25-40 centimeter. Padahal selayaknya 50-70 centimeter. Sebab akan dilalui kendaraan roda dua dan empat. Bayangkan saja, ada ruas jalan yang dikerjakan pengecorannya tahun anggaran 2014 lalu, sudah mulai rusak. Padahal tidak ada kendaraan yang bertonase 50 ton yang melaluinya. Hal ini patut diduga bahwa proyek pengecoran jalan beton di Dusun Rampusa yang menghubungkan Desa Mesa Kada, Suppirang dan Salisali itu asalan.
Sisi kiri jalan menuju puncak Gunung Karomba itu jurang yang sangat curam, sedangkan disisi kanannya terdapat pegunungan yang telah dijadikan perkebunan Kakao (Cokelat), Kemiri dan Kopi. Selain itu juga terdapat pohon pinus, dan tumbuhan lain yang menyerupai pohon kelapa menjulang tinggi, tapi plapanya berduri-duri. Orang di desa itu menyebutnya pohon Baga.
Pzarahya bila musim hujan jalan tersebut tidak dapat dilalui kendaraan roda empat jenis Avanza dan Xenia, hanya mobil doubel kabin yang bisa melintas dijalan setapak menuju puncak gunung Villa Karomba itu. Dan dimusim kemarau seperti yang terjadi saat ini, produksi debu cukup banyak. Tapi menguntungkan bagi pemilik kendaraan jenis Avanza dan Xenia, karena mereka dapat melalui jalan yang penuh rintangan dan terjal itu. Diharapkan pemerintah provinsi Sulsel dan kabupaten Pinrang dapat mengalokasikan anggaran untuk pembangunan peningkatan jalan dari Rumpusa ke obyek wisata Puncak Gunung Karomba. Semoga saja.***