Oleh : Anwar Hafid
Tidak terasa, kita sudah memasuki babak akhir bulan Ramadhan. Bulan yang penuh keberkahan bagi seluruh umat muslimin dan muslimat. Pada hari-hari akhir Ramadhan ini, saya terlibat renungan panjang dan berdialog dengan diri sendiri. Tentang pertanyaan, bagaimana menjadikan Ramadhan sebagai momentum berkah sepanjang tahun?
Keberkahan yang bukan hanya dapat kita rasakan pada momentum bulan Ramadhan saja atau rasa bahagia pada saat merayakan saat hari raya idul fitri.
Renungan saya itu, berakhir dengan sebuah jawaban kesimpulan sederhana, kekuatan Ramadhan adalah ‘prilaku dan tindakan berjamaah yang kita lakukan’.
Ketika seluruh ritual ibadah berjamaah kita lakukan bersama mulai dari tarwih berjamaah, magrib berjamaah dan membaca Al-Quran berjamaah.
Itulah kekuatan inti Ramadhan yang membuat kita selalu terkenang dan merindukan bulan Ramadhan sebagai bulan penuh berkah yang selalu kita rindukan.
Masjid kita ramai, suara lantunan tilawah Al-Quran bergema, berbagai tasbih, takbir dan tahmid terdengar dimana-mana. Momentum indah yang pada setiap bulan Ramadhan kita nikmati sebagai keberkahan.
Lantas apakah segala situasi keberkahan itu hanya bisa kita rasakan selama bulan Ramadhan saja?
Ingatan saya, melompat menuju kampung halaman saya Provinsi Sulawesi Tengah. Walau, kini diakhir Ramadhan pemerintah kembali memberikan batasan untuk tidak mudik menuju kampung halaman.
Rasa rindu akan kampung halaman di Sulawesi tengah ingin saya titipkan lewat renungan saya tentang Sulawesi Tengah berjamaah yang saya percaya akan mengantarkan Sulawesi Tengah menjadi negeri berkah yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur.
Momen keberkahan Ramadhan ini mesti terus kita jaga pada hari-hari yang akan datang. Walau tentu dengan segala pembatasan karena kita masih dalam situasi pandemi covid19 yang mengharuskan kita tetap mematuhi protokol kesehatan.
Tapi semangat Ramadhan tersebut mestinya harus terus kita bumikan setiap hari dengan membiasakan diri melakukan ritual ibadah berjamaah.
Sebenarnya kita sedang membangun solidaritas sosial, interaksi yang sehat antar sesama warga. Apalagi, ketika umara (pemimpin) bisa bertemu dengan ulama dan umat secara langsung tanpa sekat dan jarak setiap waktu dengan memakmurkan masjid.
Lewat Sulawesi tengah berjamaah, masing-masing kita ruku, sujud pada lantai yang sama serta bergerak bersama-sama.
Membaca Al-quraan setiap hari, meramaikan masjid dan rumah ibadah lain yang akan membawa kita pada suasana Ramadhan sepanjang tahun.
Saya meyakini, lewat amaliyah Ramadhan yang kita lestarikan setiap hari dengan solat berjamaah dan membaca Al-Quran bersama-sama Sulawesi Tengah akan mendapatkan keberkahan dari Allah, segala bencana akan dijauhkan dari daerah kita, kemakmuran akan diturunkan oleh Allah, bukankah Allah adalah sebaik-baiknya tempat meminta dan berharap.
Maka melestarikan amaliyah Ramadhan berarti melestarikan keberkahan bagi daerah kita semua.
Salam hormat saya untuk seluruh warga Sulawesi tengah.
#ANWAR_HAFID anggota DPR RI dan ketua DPD Partai Demokrat Sulteng.***