IKLAN 160X600
IKLAN 160X600
IKLAN 970X350 IKLAN 970X250 IKLAN 970X250
Kriminal

Sabu `Kuasai` PNS Hingga Pegawai Swasta di Sulteng

67
×

Sabu `Kuasai` PNS Hingga Pegawai Swasta di Sulteng

Sebarkan artikel ini
IKLAN 970X250 IKLAN 696X408 IKLAN 696X408 IKLAN 970X250 IKLAN 970X250 IKLAN 800X638

pedoman5PEDOMAN, KOTA PALU – Peredaran narkoba tak hanya marak di kota-kota besar di Pulau Jawa. Ternyata di Sulawesi Tengah khususnya di Palu, peredaran narkoba sangat memprihatinkan.
Kepala Badan Narkotika Nasional Provensi (BNNP) Sulawesi Tengah Kombes Pol Sutarso mengatakan, di Sulawesi Tenggara peredaran narkoba jenis sabu-sabu cukup mendominasi bila dibandingkan dengan jenis narkoba lainnya.

“Sampai saat ini peredaran sabu yang sangat tinggi di Sulteng,” terang Kepala BNN Sulteng, Kombes Pol Sutarso kepada Liputan6.com di Palu, Sultra, Kamis (20/2/2014) petang tadi.

IKLAN 280X280

Menurut Sutarso, tingginya narkoba khususnya sabu-sabu ini dipicu tinggi pengguna di seluruh wilayah yang ada di Sulteng.

“Dari semua pengguna narkoba di Sulteng, itu lebih menggemari sabu dari pada ganja dan pil koplo. Ya, mungkin ada juga, namun tidak begitu banyak seperti pengguna sabu,” ungkap dia.

Disebutkannya, beberapa wilayah di Sulteng, yang tercatat sebagai tempat peredaran sabu terbesar itu, yakni Palu, Kabupaten Poso, Kabupaten Tojo Una-Una, dan Kabupaten Banggai.

“Sedangkan pengguna sabu di Sulteng, terdata dari kalangan pekerja, seperti PNS maupun pekerja swasta,” tambah Sutarso.

Dijelaskan Sutarso, barang haram tersebut masuk ke Palu lalu tersebar ke beberapa wilayah di Sulteng, merupakan sabu yang berasal dari jalur darat, jalur laut, dan jalur udara.

“Pendistribusian dari jalur darat itu terbilang sedikit namun rutin, sedangkan pendistribusian dari laut memang jarang namun sekali mendistribusi itu sangat banyak. Sedangkan udara, terdata sedikit,” ungkap Sutarso.

Sabu yang berasal dari tiga jalur itu, terbanyak sabu yang berasal dari Malaysia melalui Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, dan ada juga sabu yang berasal dari Hongkong, dan Cina melalui pulau Kalimantan.

“Hampir semua narkoba itu berasal dari luar Indonesia. Dan memang Indonesia ini dikepung oleh negara luar sebagai pusat peredaran narkoba terbesar,” katanya.

Untuk menghentikan itu semua, Sutarso mengaku selalu berkoordinasi dengan polisi dan beberapa pihak terkait lainnya. “Yang pasti kita tidak pernah diam. Dan selalu bekerjasama demi mengehentikan itu semua,” pungkas dia. (Liputan6)

IKLAN 768X437 IKLAN 600X200
IKLAN 160X600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN 600X200