“Perlu Tim Pencari Fakta Ledakan Tungku Smelter PT.ITSS”
Pagi itu sekitar pukul 5:30 wita, terdengar ledakan besat dari salah satu tungku smelter di kawasan PT. Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), di Desa Keurea, Kecamatan Bahodopi kabupaten Morowali sulawesi tengah.
Adalah tungku smelter PT.Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) yang meledak itu. Korbanpun berjatuhan, informasi yang dihimpun deadlinews.co group detaknews.id sebanyak 13 orang tewas dalam peristiwa naas itu di perusahaan China itu. Dan 39 mengalami luka-luka baik berat maupun ringan.
Mereka yang korban itu adalah karyawan PT.ITSS yang berasal dari Tiongkok dan Indonesia (lokal-red).
Diduga karena tidak ada akses emergency atau darurat yang bisa di gunakan untuk menyelamatkan diri di gedung smelter PT.ITSS itu, sehingga mereka (pekerja-red yang terjebak dalam gedung meledak dan terbakar itu terpaksa sebahagian harus melompat. Akibatnya menambah banyak korban.
“Informasi yang kami himpun diduga tidak ada akses emergency atau pintu darurat sehingga yang terjebak dalam gedung yang meledak dan terbakar itu terpaksa melompat untuk menyelamatkan diri, tapi malah jadi korban,”kata sumber itu.
Oleh sebab itu perlu tim gabungan independen pencari fakta dibentuk oleh pemerintah yang melibatkan aparat keamanan (TNI-Polri), Pers, lembaga swadaya masyarakat dan sejumlah pihak lainnya.
Apalagi ledakan tungku smelter di perusahaan pengelolaan dan pemurnian tambang nikel itu bukan hanya sekali, dua kali. Tapi sudah berkali-kali, diantaranya beberapa waktu lalu di PT.GNI.
Anggota Komisi VI DPR Mulyanto meminta pemerintah menghentikan sementara semua operasional smelter nikel asal Cina di Indonesia.
“Saya sangat prihatin kecelakaan kerja terjadi lagi di smelter perusahaan Cina. Beberapa waktu sebelumnya juga terjadi kecelakaan di smelter PT GNI yang mengakibatkan dua orang meninggal dunia,”ujar Mulyanto melalui keterangan tertulis seperti di lansir Tempo.co, Minggu, 24 Desember 2023.
“Pemerintah perlu mengaudit semua smelter tersebut secara ketat,”tegasnya.
Menurut Mulyanto, kualitas barang yang digunakan untuk menunjang operasional smelter juga mesti dicek. Apalagi, kata dia, sebagian besar alat kerja di smelter milik Cina diimpor dari Cina juga.
“Kita perlu tahu. Jangan-jangan barang dan suku cadang yang dipakai tidak memenuhi syarat yang ditentukan,” tuturnya.
Lebih lanjut, Mulyanto mengatakan insiden di PT ITSS pagi ini mesti menjadi pelajaran berharga yang benar-benar dipahami.
Apalagi, ledakan ini menjadi ledakan terbesar dalam sejarah pengoperasian smelter milik perusahaan Cina di Indonesia.
Karena itu, pemerintah harus bersunguh-sungguh menindaklanjuti kasus ini sehingga penyebab ledakan bisa diketahui.
Media relations head PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Dedy Kurniawan yang dikonfirmasi via pesan dingkat di nomor 0811407399 sampai tulisan ini naik tayang belum memberikan jawaban konfirmasi. ***