IKLAN 160X600
IKLAN 160X600
IKLAN 970X350 IKLAN 970X250 IKLAN 970X250
Kota PaluLaporan Utama

Warga Huntap Tondo Keluhkan Pelayan PDAM Palu

188
×

Warga Huntap Tondo Keluhkan Pelayan PDAM Palu

Sebarkan artikel ini
Foto Abdurrahman Kasim, SH,MH. Foto tangkapan layar/deadlinews.co
IKLAN 970X250 IKLAN 696X408 IKLAN 696X408 IKLAN 970X250 IKLAN 970X250 IKLAN 800X638

“Tidak Lancar Mengalir Ditagih Rp,50.000/Bulan”

 

IKLAN 280X280

Bang Doel (deadlinews.co)-Palu-Ketua Paguyuban penyintas Balaroa Palu korban Likuifaksi bencana alam Palu, Sigi dan Donggal 28 September 2018, yang tinggal di hunian tetap (huntap) tondo Abdurrahman Kasim, SH, MH kepada deadlinews.co group detaknews.id Jumat (19/1-2024) di Masjid Agung Palu sulawesi tengah mengeluhkan pelayanan perusahaan daerah air minum (PDAM) kota Palu.

Menurutnya air PDAM tidak lancar mengalir, tapi tiap bulan ditagih sebesar Rp, 50.000/pelanggan. Apanya mau dibayar sedangkan air tidak lancar mengalir, kalaupun mengalir kadang-kadang seminggu sekali bahkan biasanya tidak ada sama sekali.

“Padahal kami warga penyintas penghuni huntap tondo butuh air bersih, lagipula kami tidak keberantan membayarnya Rp, 50.000 perbulan jika air mengalir lancar. Tapi kenyataannya sudah dua tahun (24) bulan sejak 2022 hingga 2023, bahkan sampai selarang tidak lancar airnya mengalir,”keluh advokat senior itu.

Ia menjelaskan pembayaran Rp, 50.000 perbulan tidak sebanding dengan pelayanan PDAM kota Palu. Oleh sebab itu patut diduga ada korupsi dibalik pelayanan PDAM yang tidak becus itu.

“Coba kita kalkulasi pembayar 1500 warga huntap Tondo ke Pdam kota, rata-rata Rp.50.000/bulan X 1500 X 24 bulan = Rp, 1.800.000.000 yang masuk ke kas PDAM kota Palu. Lalu kemana dana itu? Mestinya PDAM kota Palu dengan uang sebesar itu datang mengantar air ke rumah-rumah warga huntap dengan mengisi tandon-tandon mereka sebagai bentuk bertanggungjawab atas penagihan Rp, 50.000 perbulan oleh PDAM, bukan hanya menagih hak tapi kewajiban tidak dilaksanakan,”tegas praktisi hukum itu.

Kata Rahman, untuk mensiasati kebutuhan air bersih, terpaksa warga huntap membeli air dari luar dengan harga Rp, 35.000/pertandon dan bertahan paling lama 3 hari.

“Artinya dalam satu bulan warga huntap harus mengeluarkan uang Rp,140.000 untuk kebutuhan air bersih. Jika dikali Rp,140.000 X 1500 warga huntap tondo, maka terdapat pengeluaran warga sebesar Rp, 210.000.000/bulan,”ujar Rahman.

Rahman menegaskan seandainya PDAM atau pemerintah kota Palu peduli, maka warga huntap tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk kebutuhan air bersih.

“Paling tidak ada solusi alternatif untuk menjawab kebutuhan akan air bersih warga huntap tondo, toh setiap bulan mereka lancar membayar tagihan PDAM sebesar Rp,50.000,”tandas mantan calon wakil Bupati Donggala itu.

Selain air PDAM tidak lancar mengalir, sumur artesis yang dibangun kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui balai prasarana permukiman wilayah sulawesi tengah (BP2WS) tidak berfungsi sama sekali padahal anggarannya mencapai Rp, 6,9 miliyar.

“Bahkan Rp, 1,7 miliyar diduga dikorupsi sesuai temuan badan pengawas keuangan dan pembangunan (BPKP) RI perwakilan sulteng sebagaimana ramai diberitakan di media. Dan sudah ada dua orang tersangkanya, hanya tidak ditahan di rutan, tapi hanya tahanan kota. Kami minta aparat penegak hukum (APH) serius menangani perkar korupsi anggaran pasca bencana, biar para pelakunya jera agar tidak melakukan kesalahan yang sama,”tutur Rahman.

Direktur PDAM kota Palu Roy Sumakul yang dikonfirmasi via chat di whatsAppnya Jumat sore (19/1-2024), terkait keluhan Rahman Kasim itu mengatakan kondisi sumber air baku SPAM Vatutela yaitu sungai Vatutela terdampak musim kemarau.

“Siang, kondisi sumber air baku SPAM Vatutela yaitu sungai Vatutela terdampak musim kemarau. Maka sumber air alternatif yang dipakai adalah sumur bor,”jelas tim pemenangan walikota Palu Hadianto Rasyid pada Pilwakot 2020 silam itu.

Roy menerangkan Sumur bor juga tidak bisa efektif, kadang ikut terdampak musim kemarau.

“Sumber air utama untuk huntap tondo, sementara dibangun oleh pihak bppw, yaitu project 2×30 liter poboya. Diperkirakan 2×30 liter poboya juni/july selesai,”Tulis Roy.

Roy mengatakan untuk sementara sebagai alternatif lagi, pihak pdam dan bppw masih berusaha aktifkan jalur distribusi pipa lama poboya-vatutela.

Disinggung soal pembayaran Rp,50 ribu perbulan, Roy mengungkapkan pembayaran sudah sesuai apa yang dipakai, karena setiap pelanggan pakai water meter. Kalau ada keluhan terkait biaya langganan air, biasanya pelanggan ke kantor. ***

IKLAN 768X437 IKLAN 600X200
IKLAN 160X600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN 600X200