Oleh : Asriadi R. Sunuh (Ketua LS-ADI Kota Palu)
Pembangunan patung Soekarno di taman Gor Palu hampir rampung. Pembangunan patung raksasa yang bakal di jadikan monumen mutiara bangsa ini di bangun dengan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari bank Sulteng.
Pemerintah, sebagai salah satu stakeholder dalam pelaksanaan program CSR, memiliki kepentingan yang besar terhadap program CSR, Dengan kekuasaan, legitimasi pemerintah cenderung untuk mempengaruhi program CSR. Namun, dengan pembangunan patung raksasa ini kita tidak melihat kepedulian Pemkot terhadap masyarakat Kota Palu.
Di tengah kondisi seperti saat ini seharusnya prioritasnya adalah kesejahteraan rakyat karena pada prinsipnya CSR bertujuan memberi kontribusi untuk kemajuan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat sehingga penggunaan anggaran CSR untuk pembangunan patung raksasa ini jelas tidak tepat.
Padahal sudah jelas tercantum dalam UU no. 40 tahun 2007 Pasal 1 ayat 3 yaitu, Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.
Pemkot abai dengan berbagai kritikan atas pembangunan patung raksasa tersebut. Sangat disayangkan Pemkot tidak melihat bagaimana kondisi masyarakat kota Palu saat ini. Pasca bencana 28 September 2018 hingga saat ini masih banyak masyarakat yang terlunta-lunta.
Jangankan pekerjaan, tempat tinggal saja masih banyak yang tinggal di tenda-tenda. Di tambah lagi di tengah situasi pandemi saat ini, masyarakat butuh makan bukan patung. Membangun patung bukanlah hal urgen di tengah situasi saat ini dimana tidak jelasanya segala bantuan, baik bantuan bencana 28 September 2018, Covid-19, dan bantuan-bantuan lainnya.
Pemkot seharusnya tahu apa yang sangat di butuhkan masyarakat Palu saat ini. Anggaran sebesar itu sebaiknya untuk sembako atau usaha mikro untuk masyarakat dan masih banyak lagi yang lebih urgen dari pada pembangunan patung tersebut.
Kami bangga jika di tanah Kaili ini akan berdiri sebuah patung besar Soekarno. Tapi sungguh di sayangkan pembangunan patung Soekarno tersebut berdiri di tengah kesengsaraan masyarakat Palu.
Olehnya kami dari Lingkar studi aksi dan demokrasi indonesia (LS-ADI) Kota Palu menilai Pemkot Palu tidak memiliki hati nurani kepada masyarakat Palu khususnya korban bencana. ***